Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Apa yang dipikirkan mengenai
pekerjaan tersebut. Di Indonesia persentasi rasio rata-rata usia kawin wanita berumur 15-49
tahun (profesional dan non profesional) (data dari pusat statistik
Indonesia dari Rata-rata Umur Perkawinan menurut Daerah dan jenis kelamin, Indonesia, 1992-2005) berjumlah perempuan 23.2% dan laki-laki 26.9 % dari jumlah penduduk indonesia diibaratkan berjumlah 250 juta (dari bang H.Roma Irama). Dapat disimpulkan ada sekitar ibu rumah tangga di Indonesia berjumlah 58 juta (profesional dan non profesional).
Ibu rumah tangga (tulisan ini berfokus pada yang non profesional), mereka adalah wanita yang memilih hidup mulia dengan lebih
fokus mencurahkan lebih banyak waktu
memperhatikan keluarganya. Biasanya mereka akan
sangat sibuk pada waktu subhu hingga perginya anggota keluarga
beraktivitas rutin dan kemungkinan besar para ibu rumah tangga rata-rata
memiliki waktu cukup lapang antara pukul 9-12 atau menjelang pulangnya
anak-anak dari sekolah hingga sore menjelang malam. Jadi, si sela waktu yang
cukup luang tadi, apa yang dilakukan para ibu rumahtangga tersebut?
Kebanyakan mereka menonton dan tontonannya
rata-rata infotaiment yang tak putus-putusnya
ada di waktu pagi, siang, dan sore. Dari satu stasiun TV berlanjut stasiun TV
lainnya. Bisa disimpulkan sepanjang waktu luangnya, para ibu rumah tangga
menghabiskan waktu menonton infotaiment yang kebanyakan berisikan gosip menuju
ghibah. Jadi tidak mengherankan jika para jenis tayangan yang satu ini
(infotaiment) tumbuh subuh yang ditayangkan oleh hampir seluruh stasiun TV di
setiap waktu dan harinya, bahkan ada yang tayang diwaktu subhu, dan ini banyak
terjadi pada kasus ibu rumah tanggah yang berada di dota besar dan memiliki TV.
Jadi
salah siapakah? Stasiun TV atau ibu rumah tangga? Sadar atau tidak para ibu
rumah tangga menganggap bahwa menonton infotaiment menjadi sebuah kebutuhan
yang tak dapat ditinggalkan walau sehari, jadi tidak heran jika para ibu-ibu
berkumpul di sore hari yang dibicarakannya tidak lepas seberapa muktahirnya up
date gosip yang mereka dapatkan, dan jauh dari diskusi yang full manfaat.
Disinilah letak gunanya program PKK dan peran penting ibu RT, arisan, juga
majelis taklim. Program yang lebih meningkatan dan pengkaryaan potensi ibu-ibu
dengan program unggul, berkelanjutan, dan telah disepakati. Adapun tujuan
kegiatan dapat berupa membantu peningkatan kesejahteraan keluarga atau seputar
edukasi pendidikan anak dan keluarga. Bahwa kualitas generasi bangsa berada di
tangan para ibu dan bagaimana ibu mendidik anaknya. Akan sangat disayangkan
para potensi ibu jika waktu mereka dihabiskan menonton infotaiment, gosip, dan
tidur panjang pada siang harinya. Wallahu‘alam