Monday, 4 March 2013

Inilah Politikku-Muhammad Elvandi-2011


Syekh Dr. Muhammad Al-Ghazali menjelaskan:
Islam tidak memberikan bentuk dan teknis tertentu untuk pemerintahan. Tapi Islam hanyalah memberikan nilai moral yang digunakan untuk mengontrol dan nilai-nilai untuk melindungi. Bagaimana cara mengangkat pemimpin? Bagaimana menurunkannya? Bagaimana sistem pengontrolan dan pengawasannya? Apa saja perangkat untuk menerapkan syura? Bagaimana memutuskan perdebatan argument yang sama-sama kuat? Bagaimana prosesi pelaksanaan syura agara berjalan tanpa kekerasan dan permusuhan? Disinilah kesempatan setiap umat untuk berijtihad. Untuk membuat sistem yang merealisasikannya dengan bebas.

   
             Dalam pergerakannya terdapat banyak pendapat mengenai idealisme sebuah negara dan peradaban Islam. Buku ini berusaha memberikan penjelasan sekaligus pencerahan akan banyaknya pertanyaan dalam menyikapi politik kekinian dengan membangun peradaban Islam yang sesungguhnya. Sebagai bahan untuk dapat dijadikan pertimbangan dalam berfikir, agar tiap langkah pergerakan yang kita lakukan bukan semata sebatas menjadi pengikut saja, namun didasarkan dengan pemahaman yang nyata dan jelas bagaimana dan mau dibawa kemana gerakan politik kita, hingga kita dapat menyatakan sikap dengan jelas bahwa “INILAH POLITIKKU!” Berikut isi buku ini dengan cara penulisan yang dibagi ke dalam beberapa bab, diantaranya:
1.  Sistem Politik Islam
       Mengurai sejarah dan makna serta eksistensi politik yang beritergrasi dengan Islam, hingga sebagai bab pengantar yang berusaha menjelaskan sistem politik apa yang diinginkan Islam?
2.  Sejarah Politik Rasulullah
       Dimulai dengan politik Arab, tempat Rasulullah dilahirkan dan awal dimulainya politik yang dilakukan oleh Rasulullah. Dengan demikian mengurai benang mengenai karakter masyarakat Mekkah merupakan langkah awal dalam bab ini untuk memahami situasi politik yang berkembang di dalamnya. Yang menjadi fokus perhatian Rasulullah dalam politik Islam ialah tujuan untuk membangun cita-cita peradaban Islam yang tegak di muka bumi. Adapun langkah politik yang berusaha dibangun antara lain membangun unsur negara, pada politik di Mekkah misinya mencetak manusia baru dan prinsip Islam di Mekkah. Sedangkan misi politik di Madinah yaitu tanah dan pembangunan infrasturktur negara serta kekuatan politik. Dengan demikian tegaknya semua unsur negara Islam.
3.  Politik Khulafaurusyidin
       Mempelajari bagaimana sistem politik yang dijalankan oleh para sahabat setelah meninggalanya Rasulullah. Rasulullah menegakkan negara nubuah, disebut demikian karena saat Rasulullah mendirikan negara Islam di Madinah, beliaulah yang langsung menjadi pemimpin negara, sekaligus  hakim, dan mengawasi jalannya pemerintahan. Betapapun beliau adalah  Sang Nabi yang maksum, namun tidak mematok sistem tertentu untuk negara di Madinah sepeninggalannya. Oleh karena itu, sistem kenegaraan yang dikenal dengan kekhilafahan adalah sistem baru yang diciptakan Abu Bakar dan para petinggi sahabat di zamannya.
4.  Khalifah Kini Berganti Raja
       Sistem kerajaan dapat diakui Islam selama pemerintahan yang memimpin masih menjunjung prinsip-prinsip utama Islam. Dalam sistem kerajaan dikenal dengan dinasti antara lain: Daulah Muawiyah, Abbasiyah, Utsmaniyah. tiap dinasti memiliki cerita masa keemasan dan kehancuran. Tidak dapat kita munafikkan dalam dinasti tersebut telah lahir sosok pembangun peradaban Islam (antara lain Umar Bin Abdul Aziz, Muhammad II, Muhammad Al-Fatih, Salahudi al-Ayubi,dll) mulai dari ekspansi dari tanah Arab hingga ke Eropa dan Asia, ketinggian ilmu dengan  melahirkan para ilmuan muslim. Rasulullah sangat mengetahui dengan kondisi ini, sebagaimana yang dikatakannya,”kekhalifaan setelahku selama 30 tahun, setelah itu yang ada adalah para raja-raja.
       Dengan demikian laiknya kejatuahn peradapan Islam pada dinasti ini hendaknya kita ambil ibrohnya dan memulai kembali untuk menegakkan peradapan Islam.
5.  Langkah Politikku
       Untuk memulainya maka yang perlu kita lakukan adalah pemahaman akan Islam di seluruh sisi kehidupan. Lalu melakukan tujuh langkah peradapan, antara lain: memperbaiki individu/menyiapkan kader; membangun keluarga muslim; membimbing masyarakat; memperbaiki pemerintahan dan membangun negara yang Islami; mengembalikan khilafah; merealisasikan kepemimpinan Islam; mendeklarasikan Islam sebagai guru peradaban alam semesta. Karena perjuangan politik tidak berdiri sendiri, tapi ia adalah rangkaian perjuangan generasi muslim yang merintis dari dasarnya. Semua tahapan yang mendahuluinya harus dilewati sebagaimana Rasulullah melewatinya.
       Dan memahami konsep politik Islam: Mihwar Dauli (orbit negara). Islam sendiri tidak mempersoalkan bentuk negara, baik itu kehalifahan ataupun kerajaan, walaupun tentu pada masing-masingnya ada keutamaan, sesuai dengan kebuatuhan zaman. Intinya, mengahadapi bentuk pemerintahan apapun, agenda utama reformasi politik bertujuan agar pemerintahan yang ada berjalan sesuai dengan esensi tujuan politik Islam dan tegak dengan pilar-pilar politik Islam.
6.  Tsawabit Politik Islam
       Hukum Allah yang berlaku ada dua, yaitu tsawabit dan mutaghayyirat. Tsawabit adalah pokok dan sesuatu yang tetap, yang diciptakan Allah untuk diikuti, bukan dimodifikasi dan dikritisi. Mencakup dalil-dalil yang pasti, tema-tema yang sudah menjadi ijmak yang dijelaskan Allah dengan argument yang jelas dalam kitab-Nya. Atau yang Allah jelaskan melalui nabi-Nya, yang tidak menolelir perombakan dan ijtihad. Pada bab ini mengupas mengenai: asas politik Islam; tujuan politik Islam; domain politik dan referensinya berdasarkan Al-Quran, Hadis dan Ijmak; prinsip politik Islam.
7.  Mutaghayyirat Politik Islam
       Mutaghayyirat adalah lading-ladang ijtihad dari semua urusan yang tidak ada dalil pastinya, baik dari teks maupun ijmak yang sahih. Domain ijtihad yang diakui adalah persolaan yang dirasa meragukan diantara dua alternative. Syariat menginginkan salah satunya saja, padahal tidak ada satupun keterangan yang menjelaskan untuk mengambil salah satu dari alternative tersebut. disinilah peran sebuah ijtihad atas sebuah problematika yang ada dalilnya tapi mengandung banyak penafsiran. Seperti pemilihan umum dengan cara diconterng, perwakilan rakyat, sistem multi partai. Semua aktifitas politik tersebut memerlukan jawaban yang tepat sebagai bekal dalam bergerak bagi politikus muslim. Apakah semua itu haram? Halal?atau bid’ah? Maka yang di bahas dalam bab ini antara lain menganai cita-cita setiap poitikus muslim; bagaimana politik politikus muslim.
8.  Politik Untuk Peradaban
       Merupakan bab penutup dari buku ini mengenai kontribusi muslim dan muslimah dalam politik. Abu Abdullah bin Al-Arzaq mengatakan,”Sesungguhnya peradaban manusia ini membutuhkan politik untuk mengurusi urusannya…dan sebuah ajaran membutuhkan kekuatan untuk menegakkannya ketika Sang Nabi sudah tiada… Kita ingin megembalikan lagi kejayaan umat Islam; namun bukan dengan perjuangan sporadis yang tidak strategis; bukan juga perjuangan politik yang hanya berorientasi pada bentuk, bukan substansi. Yang kita inginkan adalah sebuah perjuangan terencana yang penuh strategi, yang mengikuti tujuh tahapan peradapan. Penyiapan manusia memang langkah awal untuk membangun kembali peradaban umat, sebagaimana tesis Malik bin Nabi tentang syarat kebangkitan, yaitu manusia, tanah dan waktu. Setelah ada manusia-manusia besar yang merata dalam skala keluarga dan masyarakat, perjuangan kemudian besar menuju institusi-institusi masyarakat. Tapi itu semua tidak cukup. Saat ini kita sedang hidup di sebuah zaman organisasi, dan organisasi terbesar yang diakui dunia sementara ini adalah negara.

0 comments:

Post a Comment

 
;