Sunday 29 June 2014 0 comments

Set Target Ramadhanmu

Ramadhan tiba, lalu apa persiapan kita menjalani Ramadhan?
Jika kita punya kesempatan untuk liburan ke suatu tempat yang kita impikan tentu dalam waktu yang terbatas, setiap kita pasti akan memaksimalkan waktunya dan membuat daftar untuk bisa menunjungi tempat terkenal, menyantap hidangan, serta menikmati segala suansananya dengan terjadwal. Alasannya karena waktunya terbatas dan belum tentu punya kesempatan dan rezeki yang terulang kembali.Demikianlah sama halnya dengan Ramadhan, ia adalah waktu yang begitu spesial. Alhamdulillah ada saudariku yang berbagi aplikasi untuk menghitung targetan ibdah di bulan Ramadhan. Dengan aplikasi ini juga kita bisa mengevaluasi kegiatan kita dan memantau sejauh mana kita bisa memenuhi target. Berikut petunjuk kegunaannya.



 Aplikasi ini bisa didownload di android dengan klik di sini
Setelah Ramadhan, aplikasi ini masih bisa digunakan untuk targetan ibadah sehari-hari. Muslimah, bersemangatlah ^_^
Friday 27 June 2014 0 comments

OTFA 2014 KELOMPOK MUTIARA



Penasaran apa saja kegiatan OTFA 2014?
Telah menempuh kurang lebih 2 jam perjalanan, tiba di tempat tujuan BUMI PERKEMAHAN KEMAMPO, SUMBAWA. Anak-anak bersiap merapikan perlengkapan di tenda yang telah disiapkan serta mulai persiapan untuk jelajah siang, melihat rute yang akan dilalui ketika malam tiba dan mendapatkan semua bendera kelompok yang telah ditancapkan. Setelah makan siang, jelajah siang pun dimulai. Mengingat tanda dan daerah, karena nantinya ada 2 jalur yang berbeda yang akan dilalui. Untuk siswa kelompok kelas kecil (SD 1-2) menempuh rute yang lebih pendek dibandingkan kelompok kelas besar. Jika salah rute, waktu pencarian bendera akan terasa lebih lama dan panjang. Tak lupa setoran yelyel...kelompok mutiara......

Sore hari ba’da ashar kita masuk ke games cermin, pipa bocor, dan jembatan manusia hingga magrib menjelang semua kelompok telah siap berjamaah dan makan malam. Setiap waktu shalat, semua berjamaah berbekal air wudhu secukupnya, anak-anak diajak untuk bertafakur, bersyukur, sembari mengaplikasi semua pelajaran hidup yang didapat dari sekolah. Bagaimana berhemat, bagaimana kebersamaan dan saling membantu dengan tidak melupakan kompetisi yang sedang terbangun tiap kelompok untuk menjadi kelompok terbaik.
Tibalah setelah isya‘ show time. Tiap kelompok menampilkan penampilannya mulai dari akrobat hingga puisi dan akting teruji. Tidak hanya peserta kelompok. Bahkan team guru: panitia VS pendamping kelompok ikut tampil. Dengan berakhirnya acara tampil maka malam ditutupdengan suara ranting yang patah dari sisa api unggun. Walau mata tak mau terpejam, bahkan suara belum habis, kita terpaksa istirahat karena jam 3 pagi semua harus siap menghadapi jelajah malam.
Gambar kiri-kanan: berbaris saat tiba diperkemahan, inilah tenda kelompok mutiara, melepas lelah dengan mencari jangkrik, kompetisi membuat tiang bendera kami pemenangnya yang tertinggi
Rasanya jelajah malam tak akan menjadi malam yang buruk. Karena secara mental anak-anak bersemangat dan sibuk mengingat tanda dan rute jalan yang dilalui siang tadi. Permasalahan. Tiba malam beraksi, penerang yang dibawa tak semuanya berfungsi. Ada batre yang habis, ada yang rusak hingga tidak bisa dipakai. Perlengkapan yang harus dipakai ketika jelajah malam ialah menggunakan  topi rimba, jas hujan, head lamp/alat penerang lainnya. Tentunya dengan sebotol air minum yang dibawa masing-masing dengan mengenakan sepatu boot.


Day camp, serupa tapi tak sama dengan OTFA. Day camp ini pesertanya siswa KB, TKA, dan TKB kegiatan meginap / camping di sekolah jika siswa KB dijemput jam 20.00 siswa TKA dan TKB dijemput pukul 08.00 esok harinya. Kegiatan menginap ini bertujuan untuk menilai sejauh mana penerapan akhlak mulia, leadership, dan berpikir ilmiah mereka bisa diaplikasikan secara nyata. Layaknya camping di alam terbuka persiapan camping sama seperti OTFA dalam tataran kemampuan siswa pre school. Kegiatan selain games, ada jelajah malam dan ditutup dengan api unggun. Semua life skill dan rasa tanggung jawab yang telah diajarkan akan dinilai dan menjadi bahan evaluasi.
Thursday 26 June 2014 0 comments

Dead Poets Society

           Sekarang saya sedang sukanya mendengarkan mp3 ayah edy, seorang pakar parenting dengan semangat "Indonesia Strong from Home". Pada tema: asal usul perilaku anak, beliau sempat merujukkan sebuah film yang menyadarkan kita bahwa pendidikan sekarang telah menghilangkan hati nurani anak, sehingga yang diciptakan dari dunia pendidikan umumnya robot dengan targetan angka dan mengesampingkan hati nurani. Lebih lengkapnya saya tertarik mencari sinopsisnya yang telah di analisis oleh Winarti Win, yang menurut saya relevan dan ada baiknya langsung menonton film ini yang diproduksi dan realease tahun 1989 (Wah, ini tahun kelahiran saya). Silahkan menikmati.





Film Dead Poets Society adalah film tahun 1989 yang bisa dikatakan sangat menginspirasi. Film ini mengisahkan sekelompok siswa yang bersekolah di salah satu sekolah elite di Amerika yaitu Akademi Welton. Sekolah ini merupakan sekolahan yang terkenal dengan kedisiplinan yang tinggi dan menganut semboyan Tradisi, Kehormatan, Disiplin dan Pretasi. Kisah ini bermula dari kisah kehidupan sosial tujuh orang siswa yaitu : Neil, Todd, Knox, Charlie, Richard, Steven  dan Gerard yang merasakan ketidaknyamanan dengan peraturan di sekolahnya tersebut.
Pemikiran mereka tentang ilmu pengetahuan berubah setelah datang guru baru yang akan mengajarkan satra inggris kepada mereka. Guru tersebut adalah John Keating yang juga merupakan alumni akademi welton. Guru ini mengajar dengan teknik yang berbeda sehingga siswa yang diajarnya terinspirasi dengan apa yang ia ajarkan salah satunya adalah Neil yang memang sejak awal memiliki minat dalam bidang akting.
Hingga suatu saat Neil dan kawan-kawannya  menemukan catatan tua sekolah dimana ternyata guru sastra inggris mereka, John Keating, pernah mempunyai klub rahasia bernama Dead Poets Society. Klub yang anggotanya gemar membaca puisi dan selalu punya pemikiran berbeda dari yang lainnya menjadi inspirasi Neil dan kawan-kawan untuk membentuk sebuah klub yang sama. Lambat laun pemikiran Neil dan teman-temannya terbuka lebar berkat pengajaran yang dilakukan oleh Keating, terlebih lagi mereka mendapatkan istilah baru yaitu Carpe Diem yang dalam bahasa inggris berarti Seize The Day yang berarti raihlah kesempatan menjadi motto baru dalam hidup mereka. Terutama Todd, remaja paling pemalu diantara teman-temannya yang lain yang lambat laun menjadi seorang yang berani mengutarakan isi hatinya berkat pola pikir Keating yang selalu menginspirasi dan mendukungnya.
Film ini mengandung pesan moral sekaligus menyindir pemikiran-pemikiran orthodox atau pemikiran kaum kolot pada masanya. Freethinkers adalah jargon yang selalu diucapkan oleh John Keating. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, seize the day! Semua perkataan yang meluncur dari mulut Keating seolah-olah merasuk kedalam diri Neill, Todd, Knox dan Dalton. Neill yang notabene seorang murid yang paling pandai tahu bahwa berakting adalah kegemarannya dan impiannya disamping mendapat nilai bagus terus-menerus di sekolah, kemudian Knox mempraktekan betul apa itu yang disebut seize the day dengan cara menemui gadis pujaan hatinya walau dia tahu bahwa gadis yang disukainya sudah dimiliki orang lain, dan Todd, remaja pemalu yang akhirnya bisa mengungkapkan isi hatinya dengan lantang ke seluruh orang. Betul, mereka adalah para pemuda yang tahu dan paham betul makna pelajaran yang diberikan oleh Keating di setiap kelasnya, tahu betul bahwa menjadi seorang yang bisa menikmati kehidupan, cinta, dan keberadaan diri adalah modal penting untuk menjalanai hidup ini selain menjadi bankir, pengacara maupun seorang dokter yang sukses.
Akan tetapi apa yang diajarkan oleh Keating dianggap tidak baik oleh pihak sekolah karena melenceng dari prinsip akademi welton. Hal ini memunculkan berbagai permasalahan, terlebih lagi adanya permasalahan antara Neil dengan orangtuanya yang tidak sependapat. Neil ingin mengembangkan bakat beraktingnya tetapi orangtuanya inngin ia menjadi dokter. Sehingga hal ini membuat Neil tertekan. Ia semakin tertekan dan akhirnya melakukan bunuh diri sebagai protesnya kepada orangtuanya dan sebelum bunuh diri ia memberikan pesan “Ia merencanakan hidupku tapi tak pernah menanyakan apa yang aku inginkan”. Pesan ini menjadi sebuah senjata bagi orangtuanya untuk mencari penyebab Neil bunuh diri. Orangtua Neil bekerjasama dengan pihak sekolah untuk mengusut tuntas permasalahan ini dan yang mereka curigai adalah guru sastra inggris yang tidak lain adalah John Keating. Alhasil John Keatingpun dikeluarkan dari sekolah. Akan tetapi saat akan berpamitan para siswa yang dulu diajarnya merasakan keberatan sehingga mereka melakukan suatu seperti yang dulu pernah diajarkan oleh Keating.
            Dari hal itu dapat kita lihat bahwa adanya konflik antara siswa, orangtua, guru dan sekolahan. Kebanyakan orangtua tidak memperhatikan apakah bakat dan minat yang dimiliki oleh anak mereka, orangtua selalu mengatakan memberikan yang terbaik kepada anaknya akan tetapi mereka justru menjerumuskan anak mereka dalam kegelapan. Selain itu pihak sekolahpun tidak mengembangkan proses pembelajaran yang mampu menarik siswa dalam mencerna mata pelajaran yang diperoleh. Kebanyakan kebijakan yang diterpkan kurang berpihak kepada siswa dan cenderung menjadikan siswa menjadi apatis dan individualis. Seharusnya antara guru, orangtua dan sekolahan melakukan segala kebijakan yang tidak merugikan siswa. Siswa harus lebih diajak aktif dalam berbagai pembelajaran yang dilakukan supaya mereka tidak hanya manghafal dan memahami tetapi juga melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran yang mereka peroleh benar-benar memiliki kegunaan dalam kehidupannya di masa mendatang.
0 comments

Totto-chan (gadis cilik di jendela) -tetsuko kuroyanagi-mei 2013

          Ini merupakan buku menceritakan pengalaman penulis yang dahulu dianggap sebagi anak yang membuat ulah, padahal ia hanyalah seorang anak yang memiliki rasa ingin tahu yang luas. Hingga ia bertemu dengan takdir sekolah yang sangat dicintai dan kelak menjadi sekolah idaman dan cara pengajarannya menjadi rujukan sekolah-sekolah di Jepang. Sekolah itu bernama tomoe gakuen dengan seorang idolanya yaitu kepla sekolah yang bernama sosaku kobayasi, seorang pendidik dengan cita-cita besar yang sampai buku ini menjadi alasan ditulis berdasarkan pengalaman penulis yang merasa begitu didengar dan belajar dengan cara menyenangkan, sosaku kobayasi merupakan tokoh pendidikan yang terkemuka di Jepang.
*buku ini saya pinjam dari teman yang merupakan pendidik di sekolah yang luar biasa. Menurut pengakuannya, ini merupakan hadiah dari orang tua siswa selepas bagi laporan perkembangan anak (sederhananya pembagian rapot) . Adapun bagian yang paling ia suka akan diposting segera. bagi pendidik sangat dianjurkan untuk membaca buku ini, karena kenyataannya di Jepang buku ini jadi rujukan pertama para pendidik di sekolah-sekolah Jepang.
Tuesday 24 June 2014 0 comments

OTFA Sekolah Alam Indonesia Bukit Siguntang


          Out Tracking Fun Advanture (OTFA) merupakan kegiatan akbar tahunan bagi siswa SD Alam Indonesia. Semua siswa SD dari kelas 1-5 mengikuti kegiatan ini, deskripsinya siswa pergi berkemah selama 2 hari 1 malam di tempat berbeda tiap tahunnya. Inilah tempat aplikasi sesungguhnya para siswa untuk menggunakan life skill yang telah terlatih sehari-sari di sekolah, kedisiplinan yang ditanam, keberanian dan kepercayaan diri yang telah dibangun lewat pembelajaran out bound dan renang. Serta nilai-nilai ketuhanan dengan kesyukuran atas segala karunia selama ini yang Allah berikan, baik kenyamanan belajara dan kesempatan berpetualang di tiap tahunnya.
         3 bulan menjelang OTFA setiap siswa sudah dipersiapkan fisiknya, sebelum dibukanya kelas, para siswa berlari kecil mengelilingi sekolah yang tujuannya untuk mempersiapkan fisik terbiasa dengan kondisi jarak jauh agar anak dapat menjaga stamina serta mengatur pernafasan. Hal ini juga diikuti dengan kontrol anak untuk minum air putih yang bertujuan menjaga ushu tubuh dan cairan.
     2 bulan menjelang OTFA siswa akan diajarkan life survivel, mengingatkan kembali dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan di alam terbuka, selama 2 tahun belakangan OTFA dilakukan di bumi perkemahan. Life survivel dari pemasangan tenda, packing barang dan perlengkapan, serta asupan dan tips-tips berpetualang lainnya.
       1 bulan menjelang OTFA siswa telah dibagi kelompok dan berkumpul serta kembali mengakrabkan diri dengan teman kelompoknya, biasanya komposisi campur antara kelas 1-5 dengan pembagian tim putra dan tim putri. Tidak heran siswa sekolah alam indonesia semua level kelas begitu akrabnya layak saudara bukan senioritas. Karena salah satu treatmentnya melalui kegiatan ini. Di waktu ini lah teman-teman mulai membuat nama kelompok, yel-yel, membuat bendera serta atur strategi untuk menjadi tim yang terbaik. Saat ini lah semua perlengkapan mulai di kemas dan di cek satu persatu dengan sistem penyaringan yang ketat. Semua barang harus sesuai dengan apa yang telah ditentukan berdasarkan tim panitia, jiak terdapat barang diluar yang ditentukan maka siswa harus membawanya kembali ke rumah. Tak lupa didampingi dengan guru pendamping kelompok yang berasal dari guru mulai dari level KB-SMP. Semua guru bersatu menyukseskan dengan demikian semua siswa tambah akrab dengan guru semua bidang dan level kelas.
      Tibalah hari yang dinantikan dengan pembukaan acara dan serah terima siswa kepada panitia acara dan tak lupa berpamitan kepada seluruh orang tua. Yang sangat membanggakan, siswa pergi dengan sikap yang sangat menggembirakan dan penuh semangat menghadapi petualangan yang berbeda tiap tahunnya dan tak akan terlupakan.
         Nantikan kisah petualangannya ^^V
0 comments

OTFA 2014: Kelompok Mutiara (Ea...Ea...O..ooo)

Saya mendapatkan amanah sebagai pendamping kelompok 6 siswa SD berikut ini:
Alhamdulillah diberi kesempatan untuk bisa mengikuti OTFA 2014, menurut cerita OTFA 2013 di Indralaya seru. Secara umum OTFA kegiatan camping. Camping!! Seumur hidup belum pernah camping bahkan memimpikannya untuk melakukannya.  Semakin menyimak cerita OTFA 2013 dan semakin dalam saya menelusuri kegiatan camping terutama 'camping with kids', semakin berkobar hati ini untuk ikut kegiatan OTFA. Jiwa berpetualanganku hidup.YEAH!!!

Berbekal cerita dan tips-tips dari guru-guru hebat di SAI BUSI. Tibalah hari untuk persiapan bersama anak-anak. Petunjuk panitia untuk membuat nama kelompok dengan nuansa LAUT dan tak lupa beserta yel-yel.  Saat itu yang jadi booming nama UBUR-UBUR, hingga ada 3 kelompok yang berebut UBUR-UBUR. Sempat kebingungan cari nama kelompok apa, melihat kelompok HIU dengan aumannya 'AUM!!!'., wuih sempat keder juga denger yel-yelnya, mengingat siswa dikelomopok itu punya tenaga super (gak habis-habis) dan namanya cocok HIU euy, bikin serem.

Mari telusuri latar belakang siswa dikelompokku: anak perempuan, 6 orang, komposisi sepasang anak kelas 3,4,5. Apa yang muncul dalam benak saya saat itu? Kasih nama kelompok tidak serem dan tidak boleh aneh nih, pengennya yang cantik dan enak didengar. Pilihan: LUMBA-LUMBA (DOLPHIN) sudah ada yang pakai (nama kelompok ini jadi nama favorit kelompok siswa putri), tidak mungkin kasih nama PUTRI DUYUNG (itu mitos, kita ini lagi dalam pembelajaran, nantinya ditanya tentang pengetahuan seputar nama kelompok) yang ada malahan IKAN DUYUNG (kata mereka ikannya tidak cantik, hade...h). Pencarian identitas kelompok berlangsung selama 1 hari, sebelum ada nama kelopok, tentu yel-yel tidak bisa dibuat, sementara kita cari bahan untuk membuat bendera.

Nama kelompok dan yel-yel belum ada, kita buat dulu bendera. 1 Bendera kebangsaan  kelompok yang besar dan membuat 6 buah bendera kecil untuk pencarian ketika malam diwaktu OTFA 2014. saatnya menyiapakan batang kayu yang kecil, plastik, lem dan spidol untuk bendera kecil. Besoknya membuat bendera besar dengan dasar dari spanduk bekas. Mengingat banyaknya persiapan OTFA saya harus bisa pintar-pintar membagi waktu untuk bersama kelompok, kadang malu juga kalau harus dijemput anak-anak untuk kumpul.

Setelah melalui proses pemikiran yang panjang akhirnya diputuskan nama kelompok kami MUTIARA (sangat bernuansa laut ka...n). Yel-yel belum ada, yel-yel mencerminkan motivasi dan semangat. Menjadi harga mati jika yel-yel harus mengandung unsur: kami kelompok hebat, paling...dan paling..., jadi pemenang, tidak kalah (nuansa kompetisi sangat terasa, semangat memanas melebihi teriknya matahari di kala siang itu).
Nuansa semangat, kami coba ambil nada dari SATU NUSA SATU BANGSA dengan sedikit paksaan kata-kata (hehehe..)
"kelompok 1
mu..tia..ra
pa..ling he..bat
pa..ling kuat.. " dan seterusnya menjadi ANEH yel-yelnya

Tanpa menurunkan kadar perjuangan kita coba mengambil lebih banyak sisi manis anak perempun. Mari ingat-ingat lagu atau film apa yang  menjadi populer saat itu. Yup, Disney: Frozen dengan lagu 'LET IT GO', mainkan musiknya
"Kamilah kelompok muti...ara
Siap mengikuti OTFA
Kami berjuang, dan tak kan kalah... dan seterusnya yang terjadi hanya anak-anak kelas 4 dan 5 yang mengerti, sedang anak kelas 3 TERDIAM. Ada apa ini saudara-saudara?

Muncullah nasihat yang dinanti-nanti dari guru hebat SAI BUSI. Buat yel-yel yang mudah dihafal  dan diingat oleh siswa kelas kecil. Ternyata kita harus memfokuskan target yel-yel dinyanyikan dan didengarkan oleh siapa. Jadi kita menerbitkan singel yel-yel dengan mengambil kunci lagu "OLD THIS FARMER"
"Kelompok MUTIARA(Ea...Ea...O..ooo)
siap ikuti OTFA (Ea...Ea...O..ooo)
jadi pemenang, hadapi, dengan ceria
Kelompok MUTIARA(Ea...Ea...O..ooo)"...tinggal atur gaya untuk tampil.#bungkus

Alhamdulillah prestasi kelompok Mutiara mendapatkan katagori kelompok terkompak dan pemenang kompetisi tiang bendera tertinggi. ^^
 
;