Saturday 14 December 2013 0 comments

Lelaki Pendek, Hitam, Dan Lebih Jelek Dari Untanya-Ahmad Zairofi Am-2006


      Buku ini memberikan hikmah berdasarkan riwayat kisah lain di zaman Rasulullah dan salaful saleh yang layak untuk dicermati dan direnungkan. Terdiri atas 28 sub tema dengan kesimpulan serta hikmah yang dipaparkan oleh penulis. Berikut sub tema yang disajikan:

1.       Lelaki pendek, hitam dan lebih jelek dari untanya
“ada berjuta orang baik yang tidak kita ketahui“
2.       Lelaki yang tak pernah mencaci keledai
“apa yang melebihi pedih dan getir yang diciptakan dari tangan dan lisan”
3.    Perempuan tua itu “hanya” pembersih masjid
“kita seperti hidup dibanyak dunia, dan dengan mudah kita bisa melupakan perjalanan yang telah kita lalui”
4.       Anak muda di suatu hari jumat
“ jangan sampai hidup kita seperti kereta tua”
5.       Tragedi anak tiri di ibu kota yaman
“kemerdekaan yang kita miliki tak berartikita bebas melakukan apa-apa”
6.       Seorang pemuda di ambang kematian
“lihatlah selalu dari sisi yang berbeda”
7.       Lelaki tua yang tak lelah berharap
“setiap kita punya drama hidup masing-masing juga kadar senang susahnya, suka dan pedihnya”
8.       Kebun yang terbakar semalam
“kesadaran harus terus kita asah. Termasuk kesadaran akan balasan Allah yang mungkin datang begitu cepat”
9.       Utbah dan seorang petani garam
“beginilah terima kasih menjalankan fungsinya, berliku tapi nyata berkesudahan”
10.   Barbaria yang terlambat mengerti
“mengerti artinya paham. Paham artinya meghayati. Menghayati artinya ilmu atau keahlian yang ada dalam pikiran seseorang berfungsi sebagai penerang jiwanya”
11.   Penghuni surga yang belum pernah mendirikan sholat
“hidup terlalu mahal untuk dibiarkan seperti air mengalir”
12.   Drama serenteng rantai besi
“bagi orang-orang besar itu, kesendirian bahkan bisa menjadi lebih bermakna dari kebersamaan”
13.   Lelaki Andalus dan seekor gajah
“jangan berhenti, titik”
14.   Rambut kusut dan kepasluan
“hari ini kita menyaksikan dunia yang berlumuran gincu, menyatu dalam perangai-perangai”
15.   Potret keterkejutan kita
“kita takut tapi tidak menyiapkan diri. Kita khawatir tentang kesudahan nanti tetapi kita tidak mau menabung kebajikan”
16.   Suka atau tidak, kesalahan akan terbayar
“hutang kesalahan itu harus dibayar. Begitulah peraturannya, bahkan di komunitas-komunitas  orang yang tidak percaya Tuhan sekalipun, mereka percaya prinsip itu“
17.   Qais dan rahasia keunikan
“seperti juga Qais, setiap kita lahir dengan keunikan yang berbeda. Tidak harus luar biasa semuanya. Sebab sebenarnya menjadi unik itu saja sudah cukup luar biasa”
18.   Pada mulanya  memang sepi, sendirian
“dari Thaif hingga penaklukan Mekkah. Adalah bentangan kisah tentang kesendirian di atas kebenaran, kesepian di jalan kebaikan yang berakhir dengan kebahagiaan dalam kebersamaan.”
19.   Baju besi dan pusaran penghargaan
“kemusliman kita semestinya menjadi pusaran-pusaran manfaat, yang orang lain dan kehidupan sekitar kita menaruh harapan besar pada jati diri kemusliman kita”
20.   Terbangun dengan garis tikar membekas
“jalan kehidupan kadang aneh dan menghentak logika”
21.   Laba-laba dan lalat
“tidak ada yang boleh dianggap remeh”
22.   Umar bin Khattab bukan lagi amir mukminin
“jangan sampai kita tidak mengenal diri sendir”
23.   Kesalihan itu menembus segala batas
“kita memang boleh berhitung. Tentang apa saja. Juga tentang hidup yang berliku-likutetapi hidup tak selamanya berjalan dalam kalkulasi matematika”
24.   Nabi yusuf dan wilayah hidup yang’panas’
“setiap pilihan pasti punya resiko, tantangan, ujian dan fitnah yang berbeda”
25.   Titip rindu buat pemimpin yang adil
“seseorang yang sepenuh hati memimpin, menebar rasa kasih sayang pada sesama, akan ditulis seperti apa adanya oleh sejarah”
26.   Mari berputar pada ‘pusaran’ surga
“puncak dari kemuliaan apresiasi islam terhadap perempuan terletak pada satu kata kunci surga”
27.   Jadilah Ahmad atau seorang Arab Badui
“karena kita muslim”
28.   Tak ada rasa aman tanpa keadilan
“selama kita berlaku adil kepada orang lain, adalah investasi yang kebaikannya akan kembali kepada diri kita sendiri”
 
;