Wednesday 30 January 2013

Training Games Islami: PIRING BERSIH



Konsep Dasar :
Ruh manusia diciptakan pertama kali di surga dan bila ruh manusia setelah meninggal itu bersih, maka insya Allah akan dikembali oleh Allah langsung ke tempat yang bersih, yaitu surga. Bila kembali kepada Allah dalam kondisi kotor, maka ia akan “dicuci” dulu di neraka. Bila kembali tidak hanya kotor namun juga sudah hancur, maka ia akan dicampakkan khalidina fiiha abada di neraka.
Ini mirip seperti seseorang yang dipinjami piring. Pada waktunya kelak piring akan diminta kembali. Bila piring kembali dalam keadaan bersih, maka ia langsung ditaruh di rak piring yang bersih. Bila kotor, ia dicuci dulu. Bila kotornya sangat berkerak jalan yang baik ia harus direbus dulu. Namun bila kembali dalam kondisi pecah.. ya sudah dibuang saja ke tempat sampah selama-lamanya. Kita ini kelak termasuk seperti piring yang mana ya?

Tujuan :
  1. Peserta dapat merumuskan orang yang ahli surga versi peserta
  2. Peserta memahami bahwa hanya orang-orang yang senantiasa menyucikan dirinya sajalah yang dapat masuk surga
  3. Peserta memahami bahwa muslim yang kurang menyucikan dirinya akan disucikan terlebih dahulu di neraka sebelum diizinkan ke surga.
  4. Peserta memahami bahwa orang yang musyrik selamanya akan dicampakkan di kerak neraka.
  5. Peserta memahami urgensi menyucikan diri dan memahami efek buruk dari berbuat dosa.

Sarana / media :
  1. Karton     
  2. Cat air
  3. Gelas dan air
  4. Kuas
  5. Piring kecil
 Tempat Pelaksanaan :
Di dalam ruang (indoor)

Proses :
  1. Bagi kelompok (maksimal : 5 orang/kelompok)
  2. Beritahukan bahwa masing-masing kelompok diminta berdiskusi untuk merumuskan orang yang ahli surga. (10 menit)
  3. Setelah itu kelompok diminta untuk menggambarnya dengan menggunakan cat air. Gambar tidak boleh diberi tulisan latin maupun arab. Gambar boleh berupa simbol atau lainnya.
  4. Beritahukan bahwa bahan terdiri dari :
    1. Cat air
    2. Air
    3. Karton
  5. dan beritahukan bahwa alat ter\diri dari :
    1. Piring kecil (pisin) untuk tempat cat air
    2. Kuas
    3. Gelas
6.       Beri instruksi, “Gunakanlah bahan semaksimal mungkin dan kembalikan peralatan seperti semula” (ulangi 3 kali).
7.       Berikanlah bahan dan alat lukis. Persilahkan kelompok melukis. (maksimal  10 menit)
8.       Setelah usai minta kepada semua kelompok untuk mengembalikan alat lukis.
9.       Peserta diminta untuk mempresentasikan karyanya (maks @ 5 menit).
10.    Setelah usai presentasikan, beritahukan kelompok yang benar-benar layak masuk surga, yaitu kelompok yang menggunakan bahan dengan maksimal dan mengembalikan pisin bersih seperti semula (juga kuas dan gelas).

Pembahasan dan refleksi :
Beritahukan analogi / hikmah dari priring bersih.
Ceramah tentang karakteristik manusia penghuni surga dan neraka.

Referensi :
Form hikmah piring bersih
Adapun orang-orang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Qs. Al Baqarah: 39)
“.. Allah berfirman: Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (Qs. Al Baqarah: 126)
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Qs. Al Fajr: 27-30)



Form. Hikmah Piring Bersih :
Hikmah Piring Bersih
Manusia itu ibarat piring pinjaman. Sebelum dipinjam ia berada di tempat piring bersih. Lalu piring dipinjamkan kepada seseorang. Pemilik piring mengatakan, “Piring itu sewaktu-waktu akan saya ambil kembali. Tolong jaga baik-baik”. Ketika pemilik piring ingin mengambil kembali piringnya, ia mendapati tiga jenis piring :
a. Piring bersih
Piring dikembalikan dalam kondisi bersih dan terawat karena :
Peminjam selalu mencuci dengan bersih piring tersebut seusai ia menggunakannya.  Peminjam melakukan hal ini karena ia ingin menjaga amanah. Ia khawatir kalau sewaktu-waktu empunya piring meminta piringnya, namun piring tersebut dalam kondisi kotor dan tak terawat.
Ketika pemilik piring mendapatkan piringnya bersih, maka ia tidak perlu membersihkan kembali peringnya. Ia langsung menaruh piring ditempat sedia kala, yaitu rak piring, tempat piring-piring yang bersih.
Hikmah bagi diri kita :
Tempat asal muasal manusia pertama (Nabi Adam) adalah surga. Semua manusia setelah hidup di dunia akan kembali ke tempat asal yang suci, yaitu surga (rak piring). Manusia akan hidup di surga dengan ruhnya. Syarat ruh yang dapat tinggal di surga adalah ruh yang suci dan atau yang sudah disucikan.
Ketika pertama kali hidup di dunia, ruh kita adalah ruh yang suci (masih dalam fitrahnya). Namun setelah dewasa, kita banyak melakukan dosa yang mengotori ruh kita. Bila kita dipanggil Allah (diminta kembali oleh Allah) dan kondisi kita sudah bersih, maka kita akan Allah tempatkan kembali di tempat yang bersih, yaitu surga.
(yauma laa yanfa’u maalu waa laa banun illa man atallah bi qalbin saliim)
 b. Piring Kotor :
Walaupun piring yang dikembalikan masih kotor, namun pemilik masih mempunyai harapan bahwa piring tersebut masih berguna. Maka ia akan mencucinya terlebih dahulu.
Piring yang kotor umumnya terbagi dua jenis :
a. Piring yang cukup kotor
Peminjam kurang amanah. Ketika piring ia pakai, kadang-kadang ia bersihkan dan tak jarang ia lupa membersihkannya. Tak heran bila piring masih ada bekas noda yang agak sulit dibersihkan. Repotnya lagi bila pemilik piring meminta piring sebelum sempat ia memberihkan kotoran dan noda pada piring. Pastilah pemiliki piring tidak langsung menempatkan piring ke rak piring. Ia harus meletakkan piring tersebut bersama piring-piring kotor lainnya untuk dicuci.
b. Piring yang sangat kotor
Piring yang sangat kotor biasanya sangat jarang dibersihkan. Kotoran tersebut bisa menjadi kerak pada piring. Ketika piring diminta, maka pemilik piring akan membersihkan piring dengan sekuat tenaga. Ia akan menyikat dengan kuat. Bahkan bila kerak masih belum hilang, terpaksa piring direbus dahulu untuk merontokkan kerak. Baru setelah itu kembali disikat dengan kuat.
Bila piring-piring kotor sudah dibersihkan, maka barulah ia layak untuk dikembalikan di tempatnya yang semula, yaitu di rak piring beserta piring-piring bersih lainnya.
Hikmah bagi diri kita :
Ketika ruh kita dipanggil, namun ruh belum sempat kita sucikan, maka jangan salahkan Allah, bila Allah sendiri yang mencuci diri kita. Pencucian diri kita tidak tanggung-tanggung, yaitu ditaruh di tempat cuci yang bernama neraka. Tingkat pencuciannya juga tergantung dari kadar kekotoran ruh kita. Semakin kotor maka tingkat pencuciannya juga akan semakin berat.
 c. Piring Pecah.
Bila peminjam sangat teledor dan ceroboh, maka piring pinjaman bisa jadi pecah. Ketika piring dikembalikan pada kondisi pecah, maka sudah barang tentu pemilik kecewa. Ia tidak mungkin menaruh piring pecah di tempat rak piring atau di tempat pembersihan piring. Tempat yang layak bagi piring pecah adalah tempat sampah. Selama-lamanya ia disana (khalidiina fiha aabada).
Hikmah bagi diri kita :
Ketika ruh kita dipanggil, namun ruh kita rusak berat alias musyrik, maka itu berarti piring pecah. Syirik adalah dosa yang tak terampunkan atau dengan kata lain tingkat kesalahannya lebih dari kotoran tingkat tinggi. Tak heran bila orang jenis ini akan Allah taruh di keraknya neraka dan khalidiina fiha aabada.

sumber:
Training_Games_Islami_PIRING_BERSIH.htm
40 Latihan dan Training Games Islami dan untuk outdoornya di buku Trainng Games Islami versi outdoor. Games untuk pengajian interaktif atau untuk mentoring sedang dalam proses pembuatan bukunya.

0 comments:

Post a Comment

 
;