Friday, 3 January 2014

Syaikh Mustafa Masyhur.Fiqih Dakwah Jilid 1.2000.Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat.Hlm 28-32



BAB 1: JALAN DAKWAH
PENYELEWANGAN DAKWAH YANG HARUS DIHINDARI

Penyelewengan ini selalu terjadi karena dia terlalu bergairah dan bersemangat. Terutama ketika kita menyangka bahwa mereka yang berminat untuk beramal di bidang dakwah Islamiyah sekarang ini adalah orang-orang yang benar, bersungguh-sungguh dan ikhlas, padahal sebenarnya mereka hanyalah bersimpati dan terpengaruh dengan apa yang mereka dengar dan saksikan terhadap berbagai penindasan, gangguan, siksaan, dan pembunuhan terhadap para pembawa bendera Islam sebelum mereka.
Dari sinilah harus cepat-cepat menyadarkan para pemuda muslimin yang merupakan bunga-bunga yang sedang mekar dari tengah-tengah gelanggang keterlibatan dan pelaksanaan dakwah, supaya mereka tidak tergelincir dan tidak menyeleweng karena tidak mempunyai pengetahuan dan penerangan yang benar.
Pperlu kewaspadaan dalam menjaga dan memelihara mereka dari berbagai bentuk penyelewengan, karena penjagaan dan pemeliharaan kesehatan itu lebih baik daripada mengobati penyakit.
"Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang musyrik.“ (Yusuf: 108)
________________________________________________________________________________________________________________________



Faktor yang Mendorong Penyelewengan
Kekosongan jiwa agama, di mana para pemuda dibiarkan hanyut pada romantika masa lalu, kedangkalan pelajaran agama, tidak ada tarbiyah (pendidikan) agama, berkembang dan merejalelanya banjir kerusakan akhlak dan anarkisme, berleluasanya keraguan dan syak wasangka dalam aqidah.
   Disamping itu hilangnya kanun dan undang-undang dalam strategi jama’ah yang bertanggung jawab mengatur dan mengorganisasikan para pendukung dakwah kepada Allah, ditambah lagi dengan  banyaknya para pendukung dakwah yang dipenjara, ditindas dan diganggu, semuanya itu dapat membangkitkan tindakan pembalasan tantangan-tantangan, yang dapat menyalakan semangat orang-orang yang mempunyai gairah terhadap Islam, terutama dikalangan pemuda Islam. Inilah sebenarnya yang merupakan persoalan tabii (nature) yang tidakdapat diingkari.
Ini hanyalah untuk memberi nasihat dan petunjuk yang semata-mata mengharapkan ridha Allah. Tidak pernah terlintas di fikiran kita untukmenuduh dan meregukan niat mereka, ataupun menggangu seorang, lebih-lebih hendak berbuat jahat kepada seorang muslim.
Tempat-tempat terjadinya ketergelinciran dan penyelewengan dalam memberi penerangan dan penjagaan, sebagai berikut:
1.   Ilmu dan Penyelewengan
Kagum dan silau sinar ilmu dan ma’rifat yang diperolehnnya dari hasil kajian, kitab, dan buku dakwah Islam. Merasa yakin dengan ilmu yang diperolehnya itu telah banyak, lantas menyangka telah mempunyai kemampuan untuk beristinbat (mengeluarkan hukum) dari ilmu yang diketahuinya dari nash-nash, dalil-dalil Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw. Tidak mau menerima hujjah dari seseorang, pada waktu lain menganggap dirinya mencapai derajat mujtahid, lantas dengan berani mengeluarkan fatwa-fatwa hukum syara‘ di dalam beberapa persoalan yang diajukan kepadanya.
“Orang yang paling berani mengeluarkan fatwa ialah orang yang paling kurang ilmunya“
          Apabila orang yang berjalan di atas jalan dakwah telah dikuasai oleh kelezatan dan keenakan ma’rifah, akhirnya hatinya menjadi terlalu asyik dan khusuk dalam membaca berbagai kitab dan berlomba-lomba membaca berbagai majalah yang dipenuhi makalah ilmiah teoritis semata. Inilah yang menjadikan dia lupa akan kewajiban memberi perhatian ke arah penyuburan iman memperkuat jihad, dan latihan dakwah Islam.
          Cara pencegahan diri dari praktek=praktek tersebut ialah dengan cara menuntut ilmu yang berguna tanpa mudah terperdaya dan tidak melewati batas.
2.   Antara Furu’iyah (Cabang) dan Ushul (Pokok)
Juru dakwah harus tahu bahwa dakwah Islam itu bermula dengan meenegakkan aqidah iman dan tauhid. Iman itulah yang mendorong para da’i menyerahkan diri kepada Allah dan mengiikuti perintah Allah tanpa ragu dan bimbang. Oleh karena itu para da’i tidak boleh menyeleweng dari manhaj dan cara yang bijaksana ini.
Kalau persoalan furu’iyah dijadikan sebagai yang mesti iltizam (komited) dengannya sebagai syarat asasi, padahal baru mulai berjalan di atas jalan dakwah, maka da’i seperti itu menjadikan mereka (yang diseru) menjauhkan diri dari dakwah Islamiyah, dan secara tidak langsung menghalangi mereka berjalan di atas jalan dakwah bersama kita.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.”  (An-Nahl:125)
3.   Antara Keras dan Keterlaluan
Penyelewengan yang tidak kurang bahayanya, ia sangat keras  dan keterlaluan dalam membebankan dirinya dengan melakukan tugas-tugas taat dan ibadah yang diluar kemampuannya, dengan keyakinan hal itu untuk melatih diri dalam rangka memudahkan mengikuti manhaj Ilahi. Lalu tercecer di tengah jalan hingga dia mau saja malalaikan persoalan-persoalan fardu dan asasi, dan mendahulukan yang sunnah-sunnah dan nawafi. Juru dakwah harus membedakan antara tindakan yang tegas, penuh kesungguhan, dengan keterlaluan serta membebankan diri di luar kemampuan.. Karena amal yang sedikit tetapi kontinyu itu lebih baik daripada amal yang banyak, tetapi terputus dan terhenti di tengah jalan.
“Ya Tuhan kami, Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya.” (Al-Baqarah:286)
4.   Antara Sikap Terburu-Buru dan Kelonggaran
Adakalanya orang yang berjalan di atas jalan ini terlalu optimis. Ia mungkin terdorong oleh semangatnya yang berapi-api dan penuh gairah untuk memperhunakan senjata sebagai cara untuk mempercepat perjalanan. Akhirnya bukan saja tidak sampai pada tujuan yang dicita-citakan, bahkan dapat merusak dan membahayakan harakah Islamiyah.
          Harus difahami bahwa kekuatan yang pertama ialah kekuatan aqidah dan keteguhan iman, diiringi dengan kekuatan persatuan dan perpaduan, dan akhirnya kekuatan tangan dan senjata, itupun jika sudah tidak ada jalan dan pilihan lain.
5.   Antara Politik dan Pendidikan
Memandang enteng dan ringan terhadap tarbiyah (pendidikan) pembentukkan dan perlunya beriltizam dengan ajaran Islam dalam membentuk dasar dan asas yang teguh. Kemudian dengan tergesa-gesa kita mempergunakan cara dan uslub politik menurut sikap dan cara partai-partai politik. Kita akan mudah terperdaya dengan kuantitas anggota yang diambil dan dianggap menguntungkan tanpa mewujudkan iltizam tarbiyah.
Sebenarnya umat Islam tidak kekurangan kuantitas tetapi telah kehilangan kualitas. Kita kehilangan bentuk dan keteladanan manusia muslim yang kuat imannya, yang membulatkan dirinya untuk dakwah, yang rela berkorban pada jalan dakwah dan jihad fi sabilillah, dan yang senantiasa istiqomah sampai akhir hayatnya.
6.   Antara Dakwah dan Pribadi Manusia
Juru dakwah adalah manusia yang kadangkala benar dan kadangkala salah dan kadangkala berbeda pendapat. Perbedaan pendapat dalam suatu maslaah tidak berbahaya selama didasari oleh rasa cinta dan kasih sayang. Tetapi jika ditonjolkan oleh orang-orang tertentu yang mempunyai kepentingan, lalu dikobarkan di dalam suansana marah karena membela diri, ditambah lagi merasa mulia dalam melakukan dosa dan berpura-pura serta menjilat terhadap orang-orang tertentu dengan mengatasnamakan dakwah. Maka disinilah syaitan masuk menginterfensi dan turut campur  dalam melahirkan perdebatan.
Akhirnya segala usaha menjadi hancur berantakan, waktu dihabiskan oleh perpecahan, kemudian berusaha membuat perdamaian. Jika hal seperti ini terjadi dan berulang kali, maka yang akan menjadi korban adalah dakwah dan kepentingannya. Padahal seharusnya usah pembinaan perlu difokuskan kepada generasi yang sedang tumbuh dan mekar dan mendidik serta mempersiapkan mereka dengan sebaik-baiknya.
Wallahu‘alam

5 comments:

Daeng Adi Supriadi said...

jual bukunya?

Buku Fiqih Dakhwah said...

Buku ini sangat di rekomendasikan untuk para aktivis dakwah, buku nya bisa di order di http://www.tokobukuikhwan.com.

Syukron... :)

Anonymous said...

Izin copy...
Jazakillah

Unknown said...

Waiyyaqi, silahkan

Unknown said...

izin copas ya,,, jazakillah sangat membantu memahami

Post a Comment

 
;