Friday, 3 January 2014

TAWAKAL KEPADA ALLAH SWT




        Di masa Rasulullah saw, hiduplah seorang lelaki yang selalu bertawakal kepada Allah Swt. Biasanya dia pergi dari Suriah menuju Madinah untuk berniaga. Suatu hari, seorang perampok menghadangnya di tengah jalan dan mengancamnya dengan pedang.
      Pedagang itu berkata,“Hai perampok! Jika engkau menginginkan hartaku, aku bersedia menyerahkan seluruh hartaku padamu, namun janganlah engkau membunuhku.“
        Perampok itu berkata,“Aku harus membunuh. Jika tidak, kamu pasti akan menyebarkan rahasiaku.“
        Pedagang itu sadar dia akan dibunuh. Lalu, dia berkata kepada perampok itu,“berilah aku waktu untuk mengerjakan sholat dua rakaat.“
     Perampok itu mengabulkan permintaannya. Kemudian, pedagang itu mulai mengerjakan shalat dan mengangkat kedua tangannya ke langit seraya berkata,“Ya Allah, aku mendengar dari rasul-Mu bahwasannya beliau bersabda,‘Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah dan megingat nama-Mu, maka dia akan aman dan selamat.‘ oleh karena itu, berilah aku pertolongan di gurun ini. Sesungguhnya aku tidak  memiliki penolong selain engkau dan aku berharap pada kemurahan-Mu.“
         Setelah pedagang itu mengucapkan kalimat-kalimat ini dan menenggelamkan diri dalam lautan tawakal, tiba-tiba muncul seorang lelaki mengenakan serban hijau dengan menunggangi seekor kuda. Perampok itu menghunus pedangnya dan meghadang penunggang kuda misterius itu. Dengan satu tebasan pedang, perampok itu berhasil dilumpuhkan.
           Kemudian, penunggang kuda itu mendekati sang pedagang dan dengan penuh hormat berkata,“Wahai orang yang bertawakal kepada Allah Swt! Aku telah membunuh musuhmu. Dan Allah Swt telah menyelamatkanmu dari kejahatan orang ini.“
            Pedagang itu bertanya,“siapakah Anda? Dan mengapa Anda menyelamatkanku dari gurun ini?“
       Penunggang kuda itu berkata,“Aku adalah (wujud) tawakal dan keikhlasanmu. Allah Swt menciptakanku dalam bentuk malaikat dan aku berada di langit bersama malaikat Jibril. Ia (Malaikat Jibril) mengatakan kepadaku,‘Temanmu berada dalam kesulitan untukmenghadapi musuhnya. Binsakanlah musuhnya!‘ Karena inilah aku segera turun ke bumi untuk menyelamatkanmu.“
            Seletika itu pula, pedagang itu menjatuhkan tubuhnya dan bersuud di atas tanah sebagai tanda syukur kepada Allah Swt. Penunggang kuda itu pun menghilang. Pedagang itu datang ke Madinah dan menceritakan apa yang terjadi kepada Rasulullah saw.
       Nabi saw bersabda,“bernar, seperti inilah tawakal. Tawakal menghantarkan manusia ke puncak bahagia. Derajat tawakal adalah derajat para Nabi, para kekasih Allah Swat, dan para syuhada. Hasil tawakal adalah kedekatan pada Allah Swt.“

0 comments:

Post a Comment

 
;