Dakwah ini tidak mengenal sikap
ganda. Ia hannya mengenal satu sikap totalitas.
Siapa yang bersedia untuk itu,
maka ia harus hidup bersama dakwah
Dan dakwah pun melebur dalam
dirinya.
Sebaliknya, barang siapa yang
lemah memikul beban ini,
Ia terhalang dari pahala besar
mujahid
Dan tertinggal bersama-sama orang
–orang yang duduk.
Lalu Allah swt akan mengganti
mereka dengan generasi lain yang lebih baik
Dan lebih sanggup memikul beban
dakwah ini.
imam asy-syahid Hasan al-Bana
Memiliki kesempatan
menikmati bacaan ini, secara keseluruhan merupakan buku yang di rekomendasikan
bagi aktifis galau dalam menjalankan amanah
atau futur secara haroki dan maknawiyah. Bila diuraikan dalam buku ini terdapat
4 pokok pembahasan antara lain:
Kami Tidak Mengaharapkan Sesuatu
Dari Manusia;
Tidak Mengharapkan Harta Benda
Atau Imbalan Lainnya,
Tidak Juga Popularitas, Apa Lagi
Sekadar Ucapan Terima Kasih.
Yang Kami Harap Hanyalah Allah,
Dzat Yang Telah Menciptakan Kami
(imam asy-syahid Hasan al-Bana)
Kemenangan hanyalah
pertolongan Allah, tidak ada celah sedikitpun bagi kita untuk sombong dengan
menganggap kemenangan itu berkat uapaya kita, baik upaya secara individual
maupun jamaah. Maka dalam surat an-nashr:1-3 kita diperintahkan bertasbih dan
memuji setelah datang pertolongan Allah. Karena yang membedakan kita dengan
yang lain adalah ibadah kita yang membuat Allah cinta hingga kita diberi hadiah
kemenangan. Bukan jumlah (lihat kisah perang yang jumlah muslim banyak namun
kalah karena di dalam diri mereka kosong tanpa ruh ibadah).
Dua: Mencetak Kader;Modal
Menggapai Kemenangan
Jangan sampai perhatian kita
kepada politik
mengalahkan perhatian kita kepada
tarbiyah
Syeikh Mustafa Masyhur
Memang, tarbiyah
bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya berawal dari tarbiyah.
Tarbiyah komunal (tarbiyah
ijtimaiyah) dan tarbiyah individual (tarbiyah
dzatiyah). Keduanya sama-sama penting karena masing-masing mempunyai
keistimewaan sendiri dalam menjaga komitmen (iltizam) dakwah. Wasiat Hasan al-Bana: ”Kewajiban utama bagi kita
sebagai katifis dakwah adalah menyampaikan kepada manusia tentang batas-batas
islam secara jelas dan sempurna, tanpa ditambah dan dikurangi, dan tidak pula
membuat rancu ajarannya. Hal yang demikian itu merupakan aspek teoritis dari
fikrah kami. Kemudian pada saat yang bersamaan kami menuntut dan mengkondisikan
mereka untuk mewujudkan dalam amal nyata. Hal yang kedua ini merupakan aspek
amali dari fikrah kami.” Dengan dimikian tarbiyah merupakan agenda besar dalam
mengkokohkan fikrah dakwah dengan penyegaran halaqoh, mencetak muwajih,
Murabbi. Semua ini akan bermuara pada dimasa kini pemimpin dakwah perlu
jauh-jauh hari mempersiapkan para kadernya agar siap mengemban amanah kepemimpinan jika kemenangan itu tiba.
Kelalaian terhadap hal tersebut bisa berakibat fatal terhadap arti kemenangan
itu sendiri.
Ketiga: Terdepan Mengabdi Untuk
Melayani Umat
Rasulullah Saw bersabda:
”Barang siapa yang menghilangkan
penderitaan seorang muslim,
maka Allah kan membebaskannya
dari kesulitan di Hari Kiamat”
Hal ini tentu saja
diiringi dengan peningkatan pemahaman di berbagai aspek bidang kehidupan dari
politik, hukum, ekonomi, hingga pendidikan serta membina hubungan baik dengan
masyarakat. dan tampilah kita sebagai seorang muslim yang membawa peradaban
Islam, bukan peradaban materialisme.
Keempat: Menata Organisasi, Meraih
Kemenangan
“Setelah berdiri pemerintahan
Islam saja kita tidak boleh mengesampingkan tarbiyah.
Terlebih lagi jika kita baru
memperoleh kemenangan sedikit dari perjuangan panjang menegakkan Daulah dan
Khilafah Islamiyah.”
Dr. Ali Abdul Halim Mahmud
Dengan mengoptimalkan
segala potensi kader hingga memunculkan kesiapan dan stok pemimpin yang mampu
memimpin hingga mengokohkan wilayah dakwah dengan tujuan agar semua dapat
merasakan keberkahan dakwah yang utuh.
0 comments:
Post a Comment