Monday, 4 March 2013

Beginilah Seharusnya Aktivis Dakwah-Satria Hadi Lubis-2011


Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hannya mengenal satu sikap totalitas.
Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah
Dan dakwah pun melebur dalam dirinya.
Sebaliknya, barang siapa yang lemah memikul beban ini,
Ia terhalang dari pahala besar mujahid
Dan tertinggal bersama-sama orang –orang yang duduk.
Lalu Allah swt akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik
Dan lebih sanggup memikul beban dakwah ini.
imam asy-syahid Hasan al-Bana

            Memiliki kesempatan menikmati bacaan ini, secara keseluruhan merupakan buku yang di rekomendasikan bagi aktifis galau dalam  menjalankan amanah atau futur secara haroki dan maknawiyah. Bila diuraikan dalam buku ini terdapat 4 pokok pembahasan antara lain:

Pertama: Sikap Terhadap Kemenangan Dan Kesusksesan Dakwah
Kami Tidak Mengaharapkan Sesuatu Dari Manusia;
Tidak Mengharapkan Harta Benda Atau Imbalan Lainnya,
Tidak Juga Popularitas, Apa Lagi Sekadar Ucapan Terima Kasih.
Yang Kami Harap Hanyalah Allah, Dzat Yang Telah Menciptakan Kami
 (imam asy-syahid Hasan al-Bana)

            Kemenangan hanyalah pertolongan Allah, tidak ada celah sedikitpun bagi kita untuk sombong dengan menganggap kemenangan itu berkat uapaya kita, baik upaya secara individual maupun jamaah. Maka dalam surat an-nashr:1-3 kita diperintahkan bertasbih dan memuji setelah datang pertolongan Allah. Karena yang membedakan kita dengan yang lain adalah ibadah kita yang membuat Allah cinta hingga kita diberi hadiah kemenangan. Bukan jumlah (lihat kisah perang yang jumlah muslim banyak namun kalah karena di dalam diri mereka kosong tanpa ruh ibadah).

Dua: Mencetak Kader;Modal Menggapai Kemenangan
Jangan sampai perhatian kita kepada politik
mengalahkan perhatian kita kepada tarbiyah
Syeikh Mustafa Masyhur

            Memang, tarbiyah bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya berawal dari tarbiyah.
Tarbiyah komunal (tarbiyah ijtimaiyah) dan tarbiyah individual (tarbiyah dzatiyah). Keduanya sama-sama penting karena masing-masing mempunyai keistimewaan sendiri dalam menjaga komitmen (iltizam) dakwah. Wasiat Hasan al-Bana: ”Kewajiban utama bagi kita sebagai katifis dakwah adalah menyampaikan kepada manusia tentang batas-batas islam secara jelas dan sempurna, tanpa ditambah dan dikurangi, dan tidak pula membuat rancu ajarannya. Hal yang demikian itu merupakan aspek teoritis dari fikrah kami. Kemudian pada saat yang bersamaan kami menuntut dan mengkondisikan mereka untuk mewujudkan dalam amal nyata. Hal yang kedua ini merupakan aspek amali dari fikrah kami.” Dengan dimikian tarbiyah merupakan agenda besar dalam mengkokohkan fikrah dakwah dengan penyegaran halaqoh, mencetak muwajih, Murabbi. Semua ini akan bermuara pada dimasa kini pemimpin dakwah perlu jauh-jauh hari mempersiapkan para kadernya agar siap mengemban amanah  kepemimpinan jika kemenangan itu tiba. Kelalaian terhadap hal tersebut bisa berakibat fatal terhadap arti kemenangan itu sendiri.

Ketiga: Terdepan Mengabdi Untuk Melayani Umat
Rasulullah Saw bersabda:
”Barang siapa yang menghilangkan penderitaan seorang muslim,
maka Allah kan membebaskannya dari kesulitan di Hari Kiamat”

            Hal ini tentu saja diiringi dengan peningkatan pemahaman di berbagai aspek bidang kehidupan dari politik, hukum, ekonomi, hingga pendidikan serta membina hubungan baik dengan masyarakat. dan tampilah kita sebagai seorang muslim yang membawa peradaban Islam, bukan peradaban materialisme.
           
Keempat: Menata Organisasi, Meraih Kemenangan
“Setelah berdiri pemerintahan Islam saja kita tidak boleh mengesampingkan tarbiyah.
Terlebih lagi jika kita baru memperoleh kemenangan sedikit dari perjuangan panjang menegakkan Daulah dan Khilafah Islamiyah.”
Dr. Ali Abdul Halim Mahmud
 
            Dengan mengoptimalkan segala potensi kader hingga memunculkan kesiapan dan stok pemimpin yang mampu memimpin hingga mengokohkan wilayah dakwah dengan tujuan agar semua dapat merasakan keberkahan dakwah yang utuh.

0 comments:

Post a Comment

 
;