Monday 4 March 2013

Kisah cinta Rabi’ah al-Adawiyyah- Syekh ‘Ustman al-Khaubari-2008


             Merupakan kumpulan cerita penuh hikmah dari berbagai tokoh Islam tentang amal dan balasan yang diterima baik di dunia maupun di akhirat, serta keteladanan yang dicontohkan oleh para pemilik kisah yaitu sahabat, sahabiyah Rasulullah, tabi’i, tabiin. Berikut beberapa hikmah yang menjadi perhatian untuk dibaca:
Bedanya Antara Ulama Dulu Dan Ulamasekarang
            Diceritakan, ada seorang pria bertanya kepada Abu Qasim al-Hakim. Pria itu berkata,”Mengapa nasihat-nasihat para ulama sekarang sudah tidak lagi dipedulikan oleh umatnya. Ini sangat berbeda jauh dengan ulama terdahulu yang fatwa dan nasihatnya senantiasa diikuti dan diperhatikan oleh umat?”
            Abu Qasim menjawab,”Sesungguhnya ulama terdahulu itu dalam keadaan terjaga dan sadar, sedang umatnya dalam keadaan tertidur. Lalu mereka yang terjaga dan sadar mengingatkan yang tidur. Sedangkan ulama-ulama masa kini keadaanya terbalik, mereka , dan umatnya dalam keadaan mati. Maka bayangkan saja, bagaimana mungkin orang yang sedang asyik tidur dalam mimpi dapat membangunkan orang yang sudah mati.”

Umar bin Khattab dan Upayanya Meminjam Kas Negara untuk Anaknya
            Alkisah, suatu hari, ketika Abdullah bin Umar, putra khalifah Umar bin Khattab r.a., pulang belajar di madrasah, ia menangis dihadapan ayahnya. Lalu Khalifah Umar r.a., bertanya kepada anaknya,”Hai anakku, kenapa engkau menangis?”
            “Teman-teman di madrasah selalu memperhatikan tambalan pada bajuku ini,” jawab anaknya.
            Memang pada bagu Ibnu Uar itu, terdapat sekitar 14 tambalan, diantaranya ada tambalan dari kulit kayu. Kemudian Khalifah Umar r.a. pergi menuju bendahara negara, dan berkata,”Pinjamilah aku uang sebanyak empat dirham dari kas negara. Nanti, ketika sampai pasa gajiku pada awal bulan, langsung saja diambil untuk membayar pinjaman tersebut.”
            “Wahai Khalifah, sudah mantapkah keyakinan Tuan akan hidup sebulan lagi, hingga tidak ada keraguan bagi kami untuk meminjamkan uang sebanyak itu kepada Tuan? Lalu apa tindakan tuan kepada kas negara, kalau Tuan meninggal dunia sebelum melunasi pinjaman itu?” jawab bendahara negara itu.
            Mendengar jawaban dari bendahara negara itu, Khalifah Umar r.a. menangis, dan berkata kepada anaknya,”Wahai anakku, berangkatlah ke madrasah seperti biasa, sungguh, aku tidak dapat meyakinkan secara mantap atas penambahan usiaku, sekalipun hanya sesaat.


Akhir Hayat Seorang Ahli Ibadah Akibat Meminum Arak
            Ahli ibadah yang tergoda oleh setan. Awalnya karena Iblis menyamar sebagai manusia memperlihatkan diri sebagai orang yang khusyuk dalam beribadah maka sang ahli ibadah meminta nasihat agar ibadahnya sekhusuk Iblis. Iblis pun berkata ia dapat beribadah dengan khusuk karena sebelumnya melakukan maksiat dan berdosa. Iblis menwarakan cara agar ahli ibadah dapat beribadah sepertinya dengan memilih jalan: membunuh, berzina, atau minum arak. Maka sang ahli ibadah mencoba minum arak, karena dipandang minum arak lebih ringan dosanya. Namun yang terjadi setelah minum arak ia tergoda dengan wanita dan berzina, lalu sang suami dari wanita tersebut marah karena isterinya berzina dan sang ahli ibadah terlibat perkelahian dan membunuh suami tersebut. Ahli ibadah tersebut pun terbunuh juga.

Salam Rasulullah untuk Seorang Majusi dalam Mimpi
            Seorang ulama bermimpi bertemu Rasulullah, dan Rasulullah menitipkan salam kepada seorang Majusi. Terbangun dari tidurnya, ulama tersebut segera mencari Majusi tersebut dan langsung menanyakan amalan ibadah apa yang dilakukannya hingga Rasulullah menyampaikan salamnya. Berdasarkan pengakuan Majusi tersebut ia memiliki 4 pasang anak dan ia nikahkan berpasang-pasangan, memiliki anak perempuan yang cantik namun tidak menemukan pasangan untuk dinikahkan, maka ia nikahi sendiri.
            “Itu semua adalah hal yang diharamkan, lalu adakah amalan lain yang kamu lakukan?” Tanya ulama tadi
            Majusi itu berkata”Malam setelah pernikahanku dengan anak perempuanku, ketika aku hendak tidur, ada seorang wanita mengetuk pintu meminta makanan, aku curiga wanita itu adalah mata-mata yang berniat jahat kepadaku, karena aku punya banyak musuh dan hartaku berlimpah. Setelah ku ikuti ternyata wanita itu pulang kerumah, di dalamnya terdapat anak-anaknya yang menunggu karena kelaparan. Dan Wanita itu menangis karena tidak mendapatkan makanan. Mendengar itu, aku langsung membawakan nampan penuh yang berisi makan untuk diberikan kepada keluarga itu.”
            Ulama berkata karena perbuatanmu itu Rasulullah menyampaikan salam untukmu. Mendengar hal itu Majusi tersebut masuk Islam dan langsung meninggal.
***
            Hikmah yang dapat kita ambil dari cerita di atas. Secara garis besar mengenai kesempatan: “seorang ahli Ibadah dapat menjadi seorang ahli maksiat, dan seorang ahli maksiat dapat menjadi seorang ahli ibadah.”
            Jangan terlalu sombong dengan yakin bahwa diri ini banyak melakukan ibadah ke pada Allah, hingga berfikir melakukan dosa kecil tidak akan mengurangi pahala ibadah yang kita lakukan sendir, ternyata dosa kecil hanya lah awal dari melakukan dosa besar, seperti yang dilakukan oleh ahli ibadah tersebut mati dalam keadaan berbuat dosa besar dan belum sempat bertobat, Nauzubillah…
       Adapun mengenai seorang Majusi yang ahli maksiat mendapatkan salam dari Rasulullah ketika melakukan kebaikan, ia pun masuk Islam dan meninggal dalam keadaan menjadi muslim. Bahwa Allah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi manusia untuk bertobat dan melakukan kebaikan. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang selalu menerimat tobat setiap hambanya yang bersungguh-sungguh memperbaiki diri sendiri. Perlu diingatkan bila ada yang namanya mantan pendosa, juga ada yang namanya mantan ahli ibadah. Semoga kita selalu menjadi hambanya yang selalu beristighfar atas setiap tindakan dilakukan, karena kita manusia tak luput dari lalai dan dosa. Bukankah Rasulullah yang dijamin masuk surga senantiasa beristigfar 1000 kali setiap harinya.

0 comments:

Post a Comment

 
;