Apa yang akan terlintas
dalam pikirin jika mendengar kata aksi/demo? Buat macet, habisin waktu, ga
dibayar, buat capek sendiri, ga penting. Ada berbagai macam jenis aksi:
solidaritas korban kekerasan, bencana alam, perang; masalah sosial, politik,
dan hukum; amal, dll. Aksi yang baik dan
benar ialah tidak menimbulkan kerusuhan, tawuran, bahkan jauh dari aksi menjarah
barang milik orang lain. Terlebih dahulu berkoordinasi dengan aparat keamanan,
sehingga ada persiapan untuk mengatur lalu lintas. Yang perlu diwaspadai bila ada propokator yang membuat peserta aksi
bentrok dengan warga bahkan aparat keamanan. Aksi yang baik punya konsep yang
jelas dan matang dengan menambahkan agenda treatikal sesuai isu yang dibawa,dll.
Sudahkah bergabung
dalam aksi/demo? Rasakan dan hayatilah. Inilah yang dinamakan perjuangan di
zaman ini. Untuk berjuang demi bangsa bukan lagi masanya kita sekarang
berperang menggunakan bambu runcing, atau dengan menggunakan senjata tajam dan
pertumpahan darah. Jihad yang paling besar adalah mengatakan kebenaran dihadapan seorang penguasa
diktator (Hr.Tirmidzi)
Pengalaman pertama
mengikuti aksi, rasa deg-degan, kecemasan luar biasa. Yang ada di dalam benak
sangat menghebohkan. Karna hanya mempunyai gambaran aksi ketika 1998 yang
menjadi tonggak sejarah revolusi demokrasi di indonesia. Sayang sekali bila kita belum pernah mengikuti
aksi jika menjadi mahasiswa, tentunya aksi yang jelas dan damai. Sebelum
beraksi, perlu untuk mengikuti pengarahan dari koordinator lapangan serta isu yang
dibawa dan peringatan-peringatan untuk tetap waspada, damai, dan tidak mudah
dihasut.
Memang tidak kita
pungkirin jaket alamamater dapat disalahgunakan bila aksi dikarenakan oportunis
yaitu golongan yang dibayar oleh orang berkepentingan, biasaya berujung chaos
(ricuh). Untuk itu perlu mengkaji ulang bila ada ajakan aksi dengan telaah secara
bijaksana, sehingga kita aksi dengan pemahaman, bukan hanya sekedar pengikut.
Disi berlaku "malu bertanya, sesat di jalan."
0 comments:
Post a Comment