Tuesday 20 November 2012 0 comments

Untuk Mereka yang Berjuang


Ini adalah moment paling melankolis
Tak ada maksud
Itu terjadi begitu saja
Tanpa berucap, saling menitikan air mata
Tanpa meminta, saling mendoakan

Ini bukan tentang siapa yang meninggalkan
Dan siapa yang ditinggalkan

Saudaraku…
Maaf, kami harus berjalan lebih dahulu
Menuju medan perang yang sesungguhnya
Karna masa pelatihan kami telah habis
Ini adalah saatnya kami berjuang
Mengaplikasikan setiap ilmu yang kami dapatkan selama ini bersama kalian

Saksikanlah...
Kami menantikan kalian bergabung untuk berjuang
Di medan perang yang telah dipersiapkan Allah.
0 comments

Kisah di Hari Persidangan



               13 November 2012 merupakan hari bersejarah dalam aktivitas akademik bagi 23 mahasiswa FH Unsri angkatan 2008 di Indralaya. di hari sidang komprehensif (mengenai isi skripsi dan mata kuliah yang pernah diajarkan), berkumpullah peserta. Masing-masing memiliki cara tersendiri untuk menenangkan hati, ada yg menghafal, diskusi, jalan mondar-mandir, bahkan mengobrol saling memberikan motivasi. Berikut penggalan kalimat yang mungkin dapat mewakili adegan sidang komprehensif yang dirasakan para mahasaiswa saat itu.

Bisa gak ya adegan ini (sidang komprehensif. Red) di skip aja, biar langsung wisuda.
Ketika sidang siapa yang ga cemas dan deg-degan. Bagi yang punya penyakit jantung harap berhati-hati. Beginilah ekspresi galau peserta sidang yang sedang meenunggu, bosan dengan perasaan cemasnya yang satu ini.

“Semalam ibu telepon.”
Bagi yang jauh dengan ortu terutama anak kost-kostan, pada moment ini restu ortu terutama ibu sangat penting peranananya dalam menenangkan hati. Setelah selesai sidang, wajib lapor juga nih.

“Pengujinya maut banget.”
Menyadari bahwa dosen yang selama ini mengajari kita ternyata memiliki kedudukan yang tinggi dan kapabilitas yang mumpuni. Mungkin selama kuliah tidak menyadarinya, kebanyakan mengeluhkan bertumpuknya tugas dan cara mengajar yang kurang disukai. Ketika sidang tersadarlah diri ini.

Tenang kalian udah usaha maksimal, yang penting ga bayaran lagi”
Motivasi finansial setidak-tidaknya dapat berhemat. sangat realistis. =D

“Kita kuq banyak bacaan y…”
Otomatis di saat ini banyak sekali wejangan bacaan, moment paling romantis dengan Allah.

“Aku nangis karena lega…”
Akhirnya dapat melalui adegan paling maut dan membahana dalam sejarah akademik tiap individu mahasiswa, terlepas tidak sepenuhnya semua jawaban kita 100% sesuai keinginan penguji. Kita patut bangga dengan diri sendiri bisa keluar dari medan perang tanpa melarikan diri, layaknya seorang kesatria. Kalah menang urusan belakangan yang terpenting kita melewati prosesnya.

            "Jadikan kesalahan membuat kita sulit tidur dan belajar. "(Mario Teguh, 17 November 2012).
            Semoga kesalahan yang kita lakukan selama sidang tidak terulang dan menjadikan kita cerdas. Sebenarnya sidang adalah proses pemaknaan perjuangan, mensyukuri nikmat, dan pembelajaraan. Semua dapat berjalan berkat ridho Allah SWT, restu orangtua, dan keikhlasan orang-orang sekitar kita yang baik disadari atau tidak telah membantu kita sekecil apapun peranannya. Serta ilmu yang telah diberikan oleh para dosen, sungguh mereka telah menjalankan amanahnya, hanya saja sebagai mahasiswa yang kurang memperhatikan apa yang mereka ajarkan kepada kita, semoga Allah memuliakan hidup para dosen kita. =)
 
;