Dalam buku ini
menceritakan secara singkat riwat hidup Adnan Oktar dengan nama penulis Harun Yahya ini. Bagaimana perjuangannya dalam menyeru pada yang benar, berpikir
kritis melawan ateis dan darwinisme (yang terkenal dengan teori evolusi penuh
imajinatif), dengan cara yang cerdas, darwinisme di bantah secara ilmiah dan
berdasarkan Al-Qur'an dengan didukung data-data ilmiah sehingga para pendukung
darwinisme ketakutah bahkan hanya dengan mendengar namanya. Perjuangan bukan
tanpa rintangan ia pernah beberapakali di penjara dengan berbagai macam tuduhan
yang tidak dapat dibuktikan. Adnan Oktar juga mendapat perlawnan keras dari
darwinisme dan komunitas berujung freemansory, yang memang tujuan mereka ialah
agar muslim terlena dengan dunia dan malas berfikir. Darwinisme wujud teori
yang masuk ke dalam kurikulum pendidikan mengarah kan frame berfikir secara sistematih bahwa Tuhan itu tidak ada
dan manusia ada berkat evolusi (inilah bentuk ghowazul fikr/perang pemikiran). Membangun lembaga riset merupakan diantara
jalan perjuangan Adan Oktar untuk membuka mata manusia akan kekeliruan berfikir
yang terlanjur mendarah daging, adapun dakwah Islam kepada kalangan atas
melalui pertemuan dan diskusi, yang membuat para orang tua khawatir dan para
mendukung darwinisme kalut, karena anak-anak pembesar merubah pola hidupnya
lebih Islami dan terarah.
Lalu kita akan masuk ke
dalam pengertian mengapa manusia harus berfikir sebagai makhluk yang dikaruniai
akal, agar tidak terjerumus dalam kelalain yang mengandung arti ketidakpedulian
(bukan melupakan), meninggalkan, dalam kekeliruan, tidak menghiraukan, dalam
kecerobohan. Berfikir dapat membebaskan seseorang dari belenggu sihir dalam
arti kelumpuhan mental atau akal yang menguasai manusia secara keseluruhan.
sehingga tidak mampu memahami sebuah kebenaran yang sederhana sekalipun. tidak
dapat membangkitkan kesadarannya untuk memahami peristiwa luarbiasa yang
terjadi disekitarnya. Dengan demikian yang terjadi ialah timbulnya khayalan
yang tidak bermanfaat.
Berfikir dengan melihat
kebesaran Allah yang ada di tiap detik kehidupan, manusia, hewan, tumbuhan,
alam, duania, tata surya. Seandainya kita dapat berfikir maka kita menyadari
betapa kecilnya manusia dan yang berhak sombong adalah Allah.
0 comments:
Post a Comment