Tuntutan zaman mengharuskan kita melakukan Akselerasi. menurut pemahaman,
seseorang dapat dimasukkan ke dalam kelas Akselerasi jika ia dinyatakan mampu
dan telah memenuhi kriteria. Adalah hal yang mengkahwatirkan bila seorang murid SD
kelas 1 langsung dimasukkan ke dalam akselerasi kelas 3 jika ia pun belum mampu
perkalian bahkan menghitung. Begitu pula dalam dunia ADK, takjub dengan
kemampuan seseorang untuk dapat mengakselerasi dengan jumlah yang fantastis
apalagi bila dikatakan ia baru masuk sekolah. Alhamdulillah...Namun jangan
gegabah, perlu di perhatikan indikatornya. khawatir, bukan bala bantuan yang
didapat jangan-jangan nanti merepotkan dan bermasalah.
Mengapa setiap amal yang kita lakukan dalam tingkatan tarbiyah, seseorang harus
memenuhi muwasofat berdasarkan sistem yang dilakukan. Diawali dengan pemahaman
aqidah yang lurus. Tidak serta merta langsung memasukkan materi titipan seputar
haroki. Maka mengesampikan materi utama, ibarat kebutuhan gizi
dikesampingkan dan hanya dengan memakan snack, sekedar mengisi perut saja.
Kemudian hari akan menimbulkan penyakit. Mengapa pemahaman aqidah yang lurus menjadi utama?
agar tidak terjadi disorientasi niat, karena si fulan, karena terpaksa, tidak
enak, mengharapkan imbalan dunia. Terlebih lagi jika seorang bergelar ADK masih
terseok-seok dalam kubangan syirik besar dan/atau kecil. Maka itu berdampak
sistemik pada amalannya, karena dengan adanya syirik syahadatnya pun batal.
Na’udzubillah…
Kerja-kerja besar kenabian itu bisa terwujud dengan 3
dasar, yaitu ilmu, penghayatan, dan amal (Imam Al Ghazali)
Lemahnya
pendidikan juga menjadi lahan subur bagi timbulnya berbagai penyakit hati yang
dapat mengguncangkan dan memecah belah kehidupan berjamaah dan berdakwah.
Misalnya ghibah, namimah, suka mengintai aib orang, kritik tidak embangun,
gengsi meminta maaf, enggan konfirmasi, fanatik dengan pendapat sendiri, angkuh
dan sombong, suka berdebat, hobi menyulut perbedaan pendapat menjadi
perselisihan pribadi, dan kerusakan lainnya. Lemahnya pendidikan akan mengancam
kualitas takwa dan wara’ anggota gerakan dakwah. Pada akhirnya ini
mengakibatkan lemahnya kekuatan nilai-nilai syariat dalam bentuk akhlak,
karakter, ucapan dan tindakan pada
umumnya. Ini dapat mengakibatkan terjerumusnya gereakan dalam perangkap setan
dan nafsu amarah yang pada akhirnya merusak individu dan jamaah sekaligus.
Sedangkan lemahnya ketakwaan dan wara’ merupan pintu masuk bagi hadirnya
perasaan menganggap enteng dan remeh perbuatann dosa serta mempermudah-mudahkan
pemenuhan nafsu syahwat. Ini bisa menjerumuskan diri dalam perbuatan dosa besar
yang merusak, yang dikemas dengan berbagai slogan dan alasan. Semua itu hasil
pengaburan iblis.
cinta,kerja,harmoni |
0 comments:
Post a Comment