Saturday 6 April 2013

Akselerasi ADK, Wuiihh

                Tuntutan zaman mengharuskan kita melakukan Akselerasi. menurut pemahaman, seseorang dapat dimasukkan ke dalam kelas Akselerasi jika ia dinyatakan mampu dan telah memenuhi kriteria. Adalah hal yang mengkahwatirkan bila seorang murid SD kelas 1 langsung dimasukkan ke dalam akselerasi kelas 3 jika ia pun belum mampu perkalian bahkan menghitung. Begitu pula dalam dunia ADK, takjub dengan kemampuan seseorang untuk dapat mengakselerasi dengan jumlah yang fantastis apalagi bila dikatakan ia baru masuk sekolah. Alhamdulillah...Namun jangan gegabah, perlu di perhatikan indikatornya. khawatir, bukan bala bantuan yang didapat jangan-jangan nanti merepotkan dan bermasalah.
           Mengapa setiap amal yang kita lakukan dalam tingkatan tarbiyah, seseorang harus memenuhi muwasofat berdasarkan sistem yang dilakukan. Diawali dengan pemahaman aqidah yang lurus. Tidak serta merta langsung memasukkan materi titipan seputar haroki. Maka mengesampikan materi utama, ibarat kebutuhan gizi dikesampingkan dan hanya dengan memakan snack, sekedar mengisi perut saja. Kemudian hari akan menimbulkan penyakit. Mengapa  pemahaman aqidah yang lurus menjadi utama? agar tidak terjadi disorientasi niat, karena si fulan, karena terpaksa, tidak enak, mengharapkan imbalan dunia. Terlebih lagi jika seorang bergelar ADK masih terseok-seok dalam kubangan syirik besar dan/atau kecil. Maka itu berdampak sistemik pada amalannya, karena dengan adanya syirik syahadatnya pun batal. Na’udzubillah…
Kerja-kerja besar kenabian itu bisa terwujud dengan 3 dasar, yaitu ilmu, penghayatan, dan amal (Imam Al Ghazali)
             Lemahnya pendidikan juga menjadi lahan subur bagi timbulnya berbagai penyakit hati yang dapat mengguncangkan dan memecah belah kehidupan berjamaah dan berdakwah. Misalnya ghibah, namimah, suka mengintai aib orang, kritik tidak embangun, gengsi meminta maaf, enggan konfirmasi, fanatik dengan pendapat sendiri, angkuh dan sombong, suka berdebat, hobi menyulut perbedaan pendapat menjadi perselisihan pribadi, dan kerusakan lainnya. Lemahnya pendidikan akan mengancam kualitas takwa dan wara’ anggota gerakan dakwah. Pada akhirnya ini mengakibatkan lemahnya kekuatan nilai-nilai syariat dalam bentuk akhlak, karakter, ucapan dan  tindakan pada umumnya. Ini dapat mengakibatkan terjerumusnya gereakan dalam perangkap setan dan nafsu amarah yang pada akhirnya merusak individu dan jamaah sekaligus. Sedangkan lemahnya ketakwaan dan wara’ merupan pintu masuk bagi hadirnya perasaan menganggap enteng dan remeh perbuatann dosa serta mempermudah-mudahkan pemenuhan nafsu syahwat. Ini bisa menjerumuskan diri dalam perbuatan dosa besar yang merusak, yang dikemas dengan berbagai slogan dan alasan. Semua itu hasil pengaburan iblis.
cinta,kerja,harmoni
    Begitulah proses yang terjadi pada perubahan-perubahan besar. Berawal dari pengetahuan dan pemahaman tentang kebenaran, lalu pemahaman itu menjadi emosi-emosi yang mengendap dan menjadi perilaku yang mengarakter, kemudian dengan karekter itulah perubahan-perubahan besar tercipta. Paham sangat berbeda dengan tahu. Karena paham berarti mengetahui dengan hati. Pemahaman adalah landasan bagi seluruh prinsip-prinsip perjuangan Islam. Jika hal ini cacat maka akan menyebabkan rusaknya bangunan perjuangan. Bahkan tidak mungkin merealisasikan tujuan menegakkan negara yang Islami kecuali dengan pemahaman yang benar dan universal tentang Islam. Tidak ada amal tanpa kesalihan dan tidak diterima amal tanpa keikhlasan.dalam konteks politik Islam, tiga pemahaman yang perlu dibangun adalah pemahaman tentang Islam, pemahaman tentang langkah peradaban , dan pemahaman sistem politik Islam.

0 comments:

Post a Comment

 
;