Mungkinkah umat ini
bangkit jika muslim hanya mengurusi masjid, sedang orang-orang yang menginginkan
kerusakan menguasai sekolah dan universitas? Mungkinkah umat ini tegak jika
kaum muslimin memenuhi pesantren dan pengajian saja, sedang parleman, bank, dan
kantor-kantor pemerintahan dipegang oleh orang-orang yang tidak mempunyai proyek
perbaikan umat?
Padahal, kehidupan muslim yang sempurna menuntutnya menguasai seluruh
lini kehidupan. Padahal non muslim sendiri menyadari hakikat, sebagaimana
dikatakan oleh Dr. V. Fitzgerald:
Islam bukanlah sekedar agama,
melainkan juga sebuah sistem politik. walaupun akhir-akhir ini beberappa kaum
muslimin yang mengaku dirinya para modernis berusaha memisahkan anatra agama
dan politik, tapi tetap saja, pemikiran Islam itu seluruhnya dibangun atas dua
dasar yang saling bersinggungan tersebut dan tidak mungkin memisahkan salah
satunya.
sedang R. Strothmann mengatakan:
Islam adalah fenomena agama dan
politik. Pendirinya adalah seorang Nabi sekaligus seorang politikus yang bijak
alias negarawan.
Negara bukanlah tujuan
akhir. Negara adalah awal kita melangkah menuju peradaban dunia. Negara adalah
organisasi kita untuk mempresentasikan Islam ke seluruh umat manusia di Timur
dan Barat. Umat manusia saat ini sedang rindu dengan lengkingan suara Islam
yang terdengar dari menara sebuah negara. Mereka sudah jemu bertemu dengan
puluhan ideologi dan pemikiran coba-coba. Mereka sekarat, haus dengan oase
Islam yang jernih. Para pemikirnya sudah terlalu sering mengeluarkan shaihat
al-khatr, teriakan bahaya, bahwa peradaban mereka sedang meluncur ke kubangan
terendahnya. mereka sadar, sebenar-benarnya sadar dengan kondisi yang sedang
dialaminya. Hal tersebut dapat dilihat dari peristiwa penyebab Arab Spring (jenuh dengan sistem otoriter), krisis
Yunani (krisis ekonomi liberal), dan banyaknya Negara Eropa mulai menggunakan sistem Ekomomi Syariah.
sumber: Inilah Politikku.Muhammad Elvandi
sumber: Inilah Politikku.Muhammad Elvandi
0 comments:
Post a Comment