Memberikan
pengertian kepada kita secara ringkas dan praktis mengenai ta’aruf sesuai
tuntunan syariat, bukan berdasarkan pengertian yang lain yang menamakan atas
pacaran sebagai salah satu bentuk ta’aruf. Diiringi dengan cerita mereka yang
telah mengalami ta’aruf hingga ada yang telah menikah.
Berikut
ringkasan isi yang dapat dikemukakan yaitu dengan mengetahui apa itu ta’aruf
lalu memberikan barometer apakah kita pribadi telah siap dengan ta’aruf, bagaimana
memulai dan menjalakan ta’aruf. Ta’aruf itu bukan hanya dua orang pribadi namun
juga melibatkan orang tua oleh karenanya diperlukan pengkondisian orang tua,
bila orang tua telah setuju mohonlah doanya lalu bicarakan keinginan orang tua selanjutnya lakukan persiapan pernikahan dan jemputlah impian.
Pada
bagian selanjutnya kita akan dibimbing bagaimana membuat biodata yang baik dan
benar yaitu dengan membuat berdasarkan pemahaman dengan disertai kejujuran.
Setelah biodata ditulis dan saat mendapatkan biodata maka pelajari dengan
serius tak sekedar kenali penampilan lalu ambilah keputusan awal apakah setelah
membaca 'proposal' untuk lanjut ke proses berikutnya atau tidak. Jika keputusan awal
memberikan kesempatan untuk proses selanjutnya yaitu tatap muka, persipakan diri untuk menghormati setiap
keputusan dengan ber-husnuzon serta menjaga kerahasiaan antar pihak.
Tentu
dalam melangkah terbesit keraguan seperti kekurangan diri dan calon atau orang tua serta adat istiadat. Buku ini mencoba memberikan kekuatan banyak berdoa dan
terus gali informasi yang kita ragukan tsb, yakin dengan campur tangan Allah
dan tepislah dengan keyakinan. Dan saatnya Bismillah, melangkah! menjaga
kemuliaan tujuan hingga tiba saatnya menjadi muhrim bagi satu dan lain pihak
tentunya banyak godaan, lalu mengupayakan pernikahan yang barokah sesuai dengan
tuntunan syariat dengan mempersiapkan orangtua dengan mengetahui adat tiap
pihak dan berta’aruf jarak jauh bila tidak memungkinkan. Serta mempersiapkan
resepsi yang Islami dan mandiri, artinya calon berperan aktif merancang dan
mempersiapkan resepsinya, agar kemudian calon pengantin mudah dalam merancang pernikahan Islami yang didambakan.
Pada
bagian terkhir kita akan disuguhkan tulisan dalam proses ta’aruf tentu
kadangkala adanya penolakan serta berani berkata 'tidak' bila tentunya ada
hal-hal yang tidak berkenan, dan semoga Allah memberikan yang terbaik, sehingga
tak perlu terburu-buru dalam ta’aruf. Bila kita pada posisi yang ditolak jangan
merasa sendiri, dahulukan husnuzon, pada pihak ybs kita tetap bersaudara. Ikhlas bila gagal, maka bersabar dan bersyukur untuk dijadikan pelajaran, lalu
kita kembalikan semuannya kepada Allah.
Wallahu'alam
ditolak bukan berarti tidak laku atau tidak baik
hanya saja saat itu bukan waktunya bagimu
Allah telah menetapkan dan mempersiapkan jodoh itu
bersabarlah duhai dinda
0 comments:
Post a Comment