Saturday 3 August 2013

Agar Ta’aruf Cinta Berbuah Pahala (Pintu Menyemai Cinta Menuju Maghlihai Rumah Tangga)-Ari Pusparini-2012


         
                   Memberikan pengertian kepada kita secara ringkas dan praktis mengenai ta’aruf sesuai tuntunan syariat, bukan berdasarkan pengertian yang lain yang menamakan atas pacaran sebagai salah satu bentuk ta’aruf. Diiringi dengan cerita mereka yang telah mengalami ta’aruf hingga ada yang telah menikah.
            Berikut ringkasan isi yang dapat dikemukakan yaitu dengan mengetahui apa itu ta’aruf lalu memberikan barometer apakah kita pribadi telah siap dengan ta’aruf, bagaimana memulai dan menjalakan ta’aruf. Ta’aruf itu bukan hanya dua orang pribadi namun juga melibatkan orang tua oleh karenanya diperlukan pengkondisian orang tua, bila orang tua telah setuju mohonlah doanya lalu bicarakan keinginan orang tua selanjutnya lakukan persiapan pernikahan dan jemputlah impian. 

            Pada bagian selanjutnya kita akan dibimbing bagaimana membuat biodata yang baik dan benar yaitu dengan membuat berdasarkan pemahaman dengan disertai kejujuran. Setelah biodata ditulis dan saat mendapatkan biodata maka pelajari dengan serius tak sekedar kenali penampilan lalu ambilah keputusan awal apakah setelah membaca 'proposal' untuk lanjut ke proses berikutnya atau tidak. Jika keputusan awal memberikan kesempatan untuk proses selanjutnya yaitu tatap muka, persipakan diri untuk menghormati setiap keputusan dengan ber-husnuzon serta menjaga kerahasiaan antar pihak.
            Tentu dalam melangkah terbesit keraguan seperti kekurangan diri dan calon atau orang tua serta adat istiadat. Buku ini mencoba memberikan kekuatan banyak berdoa dan terus gali informasi yang kita ragukan tsb, yakin dengan campur tangan Allah dan tepislah dengan keyakinan. Dan saatnya Bismillah, melangkah! menjaga kemuliaan tujuan hingga tiba saatnya menjadi muhrim bagi satu dan lain pihak tentunya banyak godaan, lalu mengupayakan pernikahan yang barokah sesuai dengan tuntunan syariat dengan mempersiapkan orangtua dengan mengetahui adat tiap pihak dan berta’aruf jarak jauh bila tidak memungkinkan. Serta mempersiapkan resepsi yang Islami dan mandiri, artinya calon berperan aktif merancang dan mempersiapkan resepsinya, agar kemudian calon pengantin mudah dalam merancang pernikahan Islami yang didambakan.
            Pada bagian terkhir kita akan disuguhkan tulisan dalam proses ta’aruf tentu kadangkala adanya penolakan serta berani berkata 'tidak' bila tentunya ada hal-hal yang tidak berkenan, dan semoga Allah memberikan yang terbaik, sehingga tak perlu terburu-buru dalam ta’aruf. Bila kita pada posisi yang ditolak jangan merasa sendiri, dahulukan husnuzon, pada pihak ybs kita tetap bersaudara. Ikhlas bila gagal, maka bersabar dan bersyukur untuk dijadikan pelajaran, lalu kita kembalikan semuannya kepada Allah.
Wallahu'alam

ditolak bukan berarti tidak laku atau tidak baik
hanya saja saat itu bukan waktunya bagimu
Allah telah menetapkan dan mempersiapkan jodoh itu
bersabarlah duhai dinda

0 comments:

Post a Comment

 
;