Friday, 20 September 2013

Kisah-Kisah Allah-Ahmad Mir Khalaf Zadeh dan Qasim Mir Khalaf Zadeh-2006


        Buku yang dikarang oleh dua orang bersaudara ini, berisi jawaban atas pertanyaan hidup dengan cerita-cerita hikmah  yang dinukil dari kitab-kitab hadis, dan banyak diantaranya hadis qudsi. Cerita yang disampaikan singkat padat dan jelas serta jauh dari kesan bertele-tele, namun di dalam gaya penyampaiannya kita tak akan menemukan gaya bahasa yang menyejukkan laiknya Salim A. Fillah atau  gaya yang membangkitkan gelora semangat laiknya Felix Y. Siaw. Walaupun begitu, cerita yang disampaikan akan membuat kita tersentak untuk sadar akan semua pemahaman yang belum lengkap dan benar untuk perlu kita ketahui secara mendalam. Buku ini terdiri atas 6 bagian dengan 163 kisah. Berikut diantaranya kisah menarik penulis yang dapat dibagikan.

DIJAUHKAN DARI RAHMAT ALLAH SWT
Alrmarhum al-Majlisi menulis:
    Di tengah bani Israil hiduplah seorang lelaki fasik yang dijuluki khali‘(artinya ahli maksiat dan dosa). Orang ini datang kepada seorang ahli ibadah dengan harapan beroleh ampunan Allah SWT melalui berkah ahli ibadah tersebut.
    Ahli ibadah itu bukanlah orang yang berilmu. Dia menampakkan rasa tidak senangnya terhadap  lelaki fasik itu. Ketika keduanya (berjalan dan) sampai di suatu tempat, awan menaungi ahli ibadah itu dari terik sinar matahari. Ketika lelaki fasik itu duduk disebelah sang ahli ibadah dan mulai menangis menyesali perbuatan dosanya, awan itu bergerak menaunginya dan meninggalkan sang ahli ibadah.
    Ahli ibadah itu merasa heran. Apa gerangan yang terjadi? Saat itu Allah SWT mewahyukan kepada salah seorang nabi,“Ahli ibadah itu dijauhkan dari rahmat-Ku karena dia merasa jijik terhadap lelaki fasik itu.“
    Imam Ja’far al-Shadiq berkata,“Seorang ahli ibadah dan orang fasik bersama-sama masuk masjid. Namun ketika keduanya keluar, keduanya berubah kebalikan. Ketika orang fasik masuk masjid dan melihat orang-orang ahli ibadah, hatinya menjadi sedih (mengingat dosa), dan Allah Swt pun mencintainya. Adapun ahli ibadah itu, ketika pandangan matanya tertuju pada orang fasik, dia berkata,‘siapakah orang (fasik) ini? Kenapa ia datang ke tengah-tengah orang beriman.‘
Lantaran pikiran jahat inilah, ahli ibadah tersebut jatuh dari kedudukan (spiritual) nan tinggi itu.“

                                                                    ***

NABI ISA AS. DAN LELAKI TUA
    Suatu ketika, Nabi Isa as melewati suatu tempat dan melihat seorang lelaki tua tengah sibuk bekerja di sawah. Dengan bersusah payah, lelaki tua itu mencangkul tanah.
    Nabi Isa as merasa iba melihat keadaan orang tua itu. Dengan usianya yang telah lanjut, lelaki itu semestinya tidak perlu bekerja berat dan istirahat saja di rumah. Anak-anak dan keluarganyalah yang seharusnya menanggung segala kebutauhan hidupnya. Agar, dia tidak perlu bekerja bersusah-payah seperti itu.
    Kemudian, Nabi Isa as mengangkat kedua tanganya dan berdoa.“Ya Allah, ambilah harapan darinya!“
    Tiba-tiba, lelaki tua itu menjatuhkan cangkulnya, lalu beristirahat dibawah pohon. Air (di sawah itu) tetap mengalir dan tidak ada yang mengaturnya. Ringkas cerita, Nabi Isa as menyaksikan kondisi sawah itu menjadi rusak.
    Nabi Isa as kembali berdoa,“Ya Allah, Engkau Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-Mu. Berikan apa yang terbaik padanya.“
    Tiba-tiba lelaki tua itu bangkit, berdiri, mengambil cangkul, dan dengan penuh semangat kembali bekerja. Dia pun mengatur pengairan (sawah itu) dengan sebaik-baiknya. Ringkasnya, lelaki itu sibuk bekerja di sawah.
    Nabi Isa as mendekati lelaki tua itu dan bertanya,“saya melihat pada diri Anda dua kondisi yang  berbeda. Pertama, Anda melemparkan cangkul dan beristirahat di bawah pohon. Kemudian, tiba-tiba Anda bangkit kembali dan sibuk bekerja. Apa sesungguhnya yang terjadi?“
    Lelaki tua itu berkata,“Sebelumnya, saya memikirkan ajal saya. Tak tahu, kapan kematian menjemput saya, hari ini atau esok. Mengapa saya harus sibuk bekerja? Oleh karena itu, saya membuang cangkul itu. Akan tetapi, setelah itu, saya berpikir kembali bahwa hidup memang menuntut penghidupan. Barangkali, usia saya masih panjang dan belum tentu akan segera mati.“
                                                                          ***

PERTOLONGAN ALLAH
    Dalam tafsir Manhaj al-Shadiqin dinukil sebuah kisah dari Dzul al-Nun al-Mishri:
Suatu hari, saya keluar rumah menuju pinggiran sungai Nil. Tiba-tiba saya melihat seekor kalajengking bergerak cepat. Saya berkata dalam hati,”Kalajengking yang begerak cepat ini pasti memiliki suatu tugas!”
    Saya pun mengikuti kalajengking itu hingga tepian suangai Nil. Di situ, terdapat seekor katak. Ajaib! Kalajengking itu naik ke punggung katak dan mnyeberangi sungai. Saya berkat kembali,“Pasti ada rahasia di balik itu.“
    Saya lalu menyeberangi sungai dengan menggunakan perahu. Saya lihat katak itu sampai di seberang dan kalajengking itu pun turun dari punggungnya. Sang kalajengking bergerak cepat menuju sebuah pohon . di bawah pohon itu, seorang pemuda yang tengah mabuk terkapar. Seekor ular besar berada tepat di atas pemuda itu dan hendak mematuknya. Kalajengking segera mendekati sang ular dan menyengatnya dengan sengatan beracun. Ular itu pun mati seketika. Kalajengking itu lalu pergi.
    Saya membangunkan pemuda mabuk itu dengan kaki saya seraya berkata, “Bangun, hai pemuda celaka! Lihat, (maksiat) apa yang telah kau perbuat dan saksikan apa yang telah Allah lakukan untukmu!” saya lalu menceritakan pada pemuda itu apa yang telah terjadi serta menunjukkan padanya bagkai ular disebelahnya. (begitulah penuturan al-Mishri)
    Pamuda itu langsung menyesali perbuatannya dan bertaubat kepada Allah dihadapan Dzul al-Nun al-Mishri.

3 comments:

Anonymous said...

kisah palsu semuanya!! tidak ada rujukannya,syi'ah memeng gemar memalsukan k!!!

Ahmad Asyraf said...

نعوذ بلله من ذلك.

Ninjas of injective said...

Siapa pengarang ini, dalam kisah nya Ada pernyataan Allah berfirman, mengada Ada atas asumsi nya tidak Ada dalil Alquran

Post a Comment

 
;