Monday, 9 September 2013

Fenomena Penawaran Investasi Model Kesehatan


 


            Baru-baru ini mendapat ajakan untuk bergabung dalam investasi bertipe kesehatan berjaringan MLM dengan menawarkan produk kesehatan. Ada berbagai macam latar belakang yang menjadikan seseorang menawarkan jenis berinvestasi sejenis ini, diantaranya ialah produk kesehatan andalan sampai ke jenis jaringan MLM yang mirip dengan metoda dan inovasi tersendiri. Sebenarnya kurang lebih saya sudah mengetahui jenis investasi ini, mulai dari sebelumnya ditawarkan oleh teman ketika kuliah semester 3-an, mama juga salah satu member produk investasi kesehatan, dan papa yang seorang detail farmasi yang mengetahui seluk beluk dunia obat-obatan dan kedokteran. Secara wawasan saya mengetahui informasi dari orang-orang terdekat ditambah dengan informasi dari teman-teman yang menawarkan jenis investasi berbagai produk/merk kesehatan (saat ini saya tahunsekitar 4 merk).Untuk mengetahui info tentang MLM bisa simak tulisan Kegalauan Mahasiswa Baru akan MLM
            Menawarkan investasi boleh-boleh saja sebagai usaha dalam mensejahterakan sesama, yang akan sangat menyakitkan ketika caranya kurang baik atau saya pribadi mengkatagorikan sebagai semi memaksa atau bahkan sangat memaksa. Saya pernah mengalami perasaan yang dipaksakan itu, karena yang menawarkan investasi tersebut adalah teman yang dikenal (inilah kelebihan dari investasi jenis ini, menjaring orang yang dikenal), jadi merasa tidak baik bila memotong pembicaraan atau mencela ketika mereka berusaha meyakinkan produknya. Saat kita menolak dengan halus, mereka kurang bisa berlapang dada. Inilah bisnis investasi yang menurut saya berbasis keyakinan, jadi orang akan ikut investasi ini bila menadapat keyakinan yang penuh dengan catatan ditawarkan dengan cara yang baik. Akan menyakitkan jika mengajak dengan cara memaksa yang dikemudian hari akan melukai hubungan dan silaturahim yang selama ini dibina.
             Sudah menjadi rahasia umum jika masyarakat Indonesia ditawarkan kesempatan dan jawaban atas tawaran tersebut berupa kalimat “saya pikir-pikir dahulu” artinya seseorang menolak dengan halus tawaran tersebut. Kadang mengelus-elus dada atau menghelakan nafas bila seseorang sudah ditolak dengan kalimat tersebut tetap saja diberikan penjelasan tanpa mau memahami perasaan yang bersangkutan. Mungkin bagi penawar kalimat tolakan halus itu kurang tegas dan cenderung memberikan harapan.
            Saran saya bagi orang yang ditawar berikan jawaban menolak dengan tegas berupa kalimat “saya tidak bisa ikut” atau “dengan berbagai pertimbangan saya tidak bisa ikut” serta dilengkapi kalimat penutup “saya harap anda bisa memahami keputusan saya serta menghormatinya”. Jangan masukkan kata “belum bisa ikut” atau “nanti saja”, tentunya jika tidak ingin terus dihubungi untuk bergabung, berikan kaimat yang tegas namun tetap baik dan sopan,berasaskan kekeluargaan. Biarlah mereka (sang penawar investasi) bersikap kurang memahami perasaan kita terhadap tekanan pikiran, waktu, dan perasaan kita, karena mereka dalam usaha meraih rezeki dan mereka adalah teman baik kita. Kita (yang ditawar) menghargai usaha mereka.
            Saya khawatirkan dengan indikasi memberikan tekanan bagi yang orang ditawarkan apakah itu termasuk menzdolimi, naudzubilah. Jangan sampai orang yang terdzolimin itu berdoa “semoga saja tidak ketemu dia lagi” lantaran trauma dengan pertemuan tawaran investasi tersebut. Bukankah kegiatan menawarkan investasi ini diawali dengan niat yang baik yaitu mensejahterakan sesama. Bukankah yang tadinya miss komunikasi dan hampir jarang bertemu, dieratkan silaturahim kembali melalui pertemuan tatap muka walau dalam agenda menawarkan investasi. Alangkah indahnya jika sang penawar investasi bisa sedikit memahami orang yang ditawarkan bahwa mereka telah bersedia meluangkan waktunya yang sangat berharga, buat rencana penjelasan/closing tidak lebih dari satu jam saja. Itu akan sangat menentramkan. Menentramkan hati saudara juga merupakan sedekah, semoga..
         Ini adalah buah pikiran dan pegalaman pribadi disertai pengamatan serta ekspresi dari orang-orang yang ditawarkan investasi tersebut pada orang-orang sekitar. Bukan semata karena diri ini lebih baik, berusaha menyadarkan diri untuk peka terhadap orang lain walau pribadi memiliki kepentingan tersendiri. Demi ukhuwah yang selama ini dibina.
wallahu’alam

0 comments:

Post a Comment

 
;