Pelajar
sebagai aset negara, lihat perlakuan berbagai negara dalam memfasilitasi para
pelajarnya mulai dari biaya, sarana dan prasarana. Pengalaman sebagai mahasiswa Unsri. Pagi masih berbudaya dengan perebutan bus kuning sepagi mungkin, jarak
kampus dari Palembang-inderalaya 32 KM memang biasanya selama 45-60 menit saja
untuk bisa sampai di sana pada tahun 2008 dan sejak itu juga terjadi pelebaran
jalan secara bertahap. Maka setelah SEA GAMES di Palembang sebagai tuan rumah
semakin padat jalan dan entah sejak kapan batu bara mulai masuk pelan tapi
pasti secara konvoi, tentu ini menggangu pengguna jalan khususnya mahasiswa
yang sebagai konsumen tetap di hari kuliah yang merasa terganggu bahkan karena
padatnya pengguna jalan untuk mencapai kampus butuh waktu 2 jam yang menjadi
hal rumlah jika berangkat sejak jam 8. Hal tersebut yang mengakibatkan jalanan
rusak dan rasa-rasanya setiap hari macet dan ada saja perbaikan jalan tanpa
henti. Untuk memudah kan jalan terkadang sopir memotong jalan yang belum di
apsal (program pelebaran yang belum selesai tersebut).
Hal seperti ini yang
menyebabkan debu dan kami merasakan bagaimana jalan dengan track off road naik turun hingga melewati
pinggir jalan yang bertetangga dengan rawa. Ya, mobil dengan sopir nekat
menjadi pilihan favorit mahasiswa untuk mengejar waktu baik pergi maupun pulang
kuliah, rasa-rasanya ingin cepat sampai.
- Macet parah ialah ketika wisuda ke- tahun 2007, bahkan rektor harus naik kereta api dan para wisuda yang lazim berangkat jam 6 sampai ke TKP rata-rata jam 11.30
- Ketika kuliah mobil sampai ke TKP pukul 13.00 jadi satu mobil fakultas yang isinya TU-dosen-mahasiswa memutuskan pulang dengan mobil yang sama tanpa turun dari mobil. Jadi hanya lewat saj. Seluruh waktu seharian saja hanya dihabiskan dalam mobil karena macet. Rasa-rasanya lebih baik datang kuliah tapi dosen tak datang dari pada hanya kejebak di mobil yang di samping kiri dan kana disugguhkan pemandangan rawa sepanjang perjalanan. membosankan dalam mobil bahkan ketika tidur dan bangun lagi masih belum sampai tujuan, sampai-sampai tidur menjadi aktivitas yang membosankan.
melewati pinggir jalan utama |
di terminal bus unsri indralaya |
Sejak adanya pelebaran jalan, Sea Games, bahkan batu bara yang bebas berlenggang di jalan Inderalaya, maka semakin macet jalan Inderalaya yang konon telah menjadi jalan negara itu. Sudah menjadi makanan sehari-hari khususnya mahasiswa (pelanggan setia jalan Palembang-Inderalaya-Palembang) debu, dan off road, mobil hampir terbalik, naik-turun di lintasan eksterem, bahkan rela melewati pinggir jalan yang berbatasan dengan rawa (nekat). Karena sopir mengejar setoran dan ditambah mahasiswa sangat menyukai menembus jalan (menerobos macet) demi hadir on time/secepatnya di kampus inderalaya.
Bagi yang ingin ke inderalaya ada berbagai macam pilihan kendaraan dari Palembang-Inderalaya antara lain:
- Mobil bus kuning/unsri: mangkal di terminal unsri bukit dekat kantin pantai. antri cuy, kalau mahasiswa menjelang jam 10 sudah mulai sepi karena sekarang ada alternatif transmusi dengan kapasitas yang lebih banyak
- Mobil bus hijau/pasar: mangkal di cinde/bawah jembatan dekat masjid agung/pangkal/depan terminal KA Kertapati. Jujur kalau sudah lewat jam 10 akan ngatri lama kecuali Senin-Rabu, karena masih banyak mahasiswa yang ke kampus. Bila isi penumpang kebanyakan sipil (non mahasiswa) dibandingkan mahasiswa bisa jadi harga penumpang di cas sama dengan harga sipil. maka disarankan pergi tidak lebih dari jam 10 atau naik dari cinde/pangkal saja. Untuk harga sipil IDR 6.000-7.000, mahasiswa harga bus IDR 5.000
- Transmusi: untuk transportasi ini adalah alternatif teranyar. Memang transportasi berfasilitas nyaman+AC. Cara membayarnya dengan menggunakan card transmusi yang dapat diisi ulang seperti saldo pulsa.
- Kereta Seruni: khusus melayani Palembang-Inderalaya. mangkal di terminal KA Kertapati beroperasi hanya 2 sesi waktu yaitu jam 8 dan jam 10 untuk berangkat menuju Inderalaya. Melayani kepulangan hanya pada jam 2 saja. Memang ini salah satu alternatif yang di nanti, namun jarak dari terminal Inderalaya yang tidak masuk kampus lumayan menyiksa, karena bila ingin masuk ke kampus mau tidak mau harus naik anggkot dan merogoh kantong lagi sebesar IDR 1.500. hmm... kurang efektif. karena bila mau jalan kaki lumayan jauh, bus kampus yang disediakan untuk mengantar dari terminal KA ke kampus hanya dapat melayani mungkin 45% penumpang kereta Seruni. Kereta ini bisa dinikmati mahasiswa dan sipil.
mobil bus kuning Unsri yang rata-rata sudah tidak prima lagi |
Kalau mau naik bus kuning/hijau musti ada persiapan seperti masker, kipas, tisu, serta air mineral untuk menghadapi serangan debu, macet, sengatan matahari, dan haus karena lama di perjalanan. BBM sekarang naik harga angkutan tentu juga naik, jika dulu harga bus kuning/hijau (Rp.5000), transmusi (Rp.7000), kereta (Rp.3000), serta angkutan kuning untuk mobilisasi di dalam kampus (Rp. 1500).
0 comments:
Post a Comment