Suatu pertemuan dalam majelis taklim SMA, tiba saat waktu diskusi/sharing ada pertanyaan seputar pakaian. Pertanyaannya kira-kira seperti ini, "mb, gak papa kan pake jilbab gini (ga menutupi dada) kan bajunya sudah longgar."
Mendapat pertanyaan itu, mataku ini saling beradu dengan sohib perjuanganku, kami berdua yang mengisi taklimnya (duet maut gitu). Saat itu kupikir batin kami (paling kerasa batinku) sedang berkecambuk mau jawab apa?? Sadar bahwa mereka dalam tahap belajar, proses menerima cahaya,dan cahaya itu diberikan secara perlahan-lahan hingga matanya siap menerima cahaya yang lebih besar lagi.
Teringat dengan kalimat "katakanlah kebenaran walaupun pahit" pahit di sini ialah bagi orang yang menyampaikan kebenaran dalam hal ini di dalam dirinya sedang terjadi perang batin bagaimana cara menyampaikannya sehingga kebenaran itu dapat diterima tanpa menjugde (menghakimi) dan penuh hikmah, disebut juga menyampaikan secara ahsan. Secara fiqh, menjawab pertanyaan demikian jelas TIDAK BOLEH, karena ada syarat dan ketentuan yang berlaku dan berstandar dari Allah. Adapun secara dakwah maka disampaikan secara ahsan sambil terus memberikan pemahaman yang utuh, maka menjawab pertanyaan itu dicoba dengan bismillahhirohmanirohiim (dalam hati: Ya Allah berikankan petunjuk dan hidah pada kami semua, lindungilah kami dari godaan syaitan yang terkutuk) keluarlah jawaban kurang lebih seperti ini.
"Ya ga apa-apa, kita semua sambil belajar memakai pakaian sesuai dengan tuntunan. kita punya kewajiban untuk berubah menuju kebaikan dan harus lebih baik dari pada saat ini." ditambah juga dengan penjelasan "Kami (mb) juga masih dalam proses belajar, bahkan ada pendapat hijab yang sebenarnya seperti kita menggunakan mukenah". Pastinya jawaban tersebut diiringi dengan kicauan-kicauan kecil para remaja SMA, kaget dengan pengetahuan yang baru didengarnya itu
Terus dikejar dengan pertanyaan, "Kita harus pake rok ya?" Paham dengan maksud pertanyaan itu. Mengingat banyaknya pendapat memakai rok tidak aktif dan cenderung membatasi pergerakan. Alasan tidak mengenakan celana bagi muslimah, karena celana tetap membentuk tubuh walau selebar/segobor apapun desainnya. "Celananya dipakai di dalam rok saja ya" jawab temanku di suatu kesempatan. "Aku gak bisa pakai rok," jawab sang adik. "Lama-lama bisa karena biasa, liat tuh saudari kita yang lain, bisa tetap aktif dan gesit walau memakai rok. Dengan rok terlihat mempesona" ^_^
Mengenai rok-celana teringat potongan adegan percakapan antara kakak dan adik ketika melihat gambar atlet muslimah taekwondo
.
Adik: Tuh, ada yang pake celana.
kakak: Boleh kok, kan dalam kebutuhan yang berbeda, seperti latihan, bela diri, out bound, dan lain-lain. Celananya gobor ya.
Adik: tuh, ada yang ketat pakenya (terlihat atlet muslimah lainnya)
Kakak: Dia mungkin belum paham, semoga dia dapat menjemput hidayahnya. Gimana,dek?
Adik: ........
Tentunya banyak aksessoris bagi Muslimah, butuh pemahaman untuk melengkapinya. Sudah sampai manakah proses kita dalam memenuhi tiap item ketentuan dan syarat berbusana muslimah yang baik dan benar. Jangan sesalkan keadaan sekarang, kita dituntut untuk mencari tahu kebenaran, mungkin itu dapat dipahami mengapa ayat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad yaitu Iqra (baca). Melalui membaca buku dan kondisi sekitar kita mampu menjemput hidayah. Perintah bagi muslim lainnya, saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran (QS. Al-Ashr:1-3). Lalu kemerdekaan ada ditangan tiap insan manusia, ketika seseorang telah mendapat/mengetahui kebenaran itu, telah ada konsenkuensi/tanggung jawab yang dibebankannya untuk memilih melaksanakan atau tidak. Maka celaka bagi orang yang tak mau sama sekali mencari pengetahuan itu dan tidak mau belajar, karena manusia selama hidupnya terus belajar. di saat ia merasa sudak cukup untuk belajar atau dengan kata lain merasa pintar, di saat itu lah ia bodoh.
Wallahu'alam