Ruh manusia diciptakan pertama kali di surga dan bila ruh manusia setelah
meninggal itu bersih, maka insya Allah akan dikembali oleh Allah langsung ke
tempat yang bersih, yaitu surga. Bila kembali kepada Allah dalam kondisi
kotor, maka ia akan “dicuci” dulu di neraka. Bila kembali tidak hanya kotor
namun juga sudah hancur, maka ia akan dicampakkan khalidina fiiha abada di
neraka.
Ini
mirip seperti seseorang yang dipinjami piring. Pada waktunya kelak piring akan
diminta kembali. Bila piring kembali dalam keadaan bersih, maka ia langsung
ditaruh di rak piring yang bersih. Bila kotor, ia dicuci dulu. Bila kotornya
sangat berkerak jalan yang baik ia harus direbus dulu. Namun bila kembali dalam
kondisi pecah.. ya sudah dibuang saja ke tempat sampah selama-lamanya. Kita ini
kelak termasuk seperti piring yang mana ya?
Tujuan :
- Peserta dapat merumuskan orang yang ahli surga versi peserta
- Peserta memahami bahwa hanya orang-orang yang senantiasa menyucikan dirinya sajalah yang dapat masuk surga
- Peserta memahami bahwa muslim yang kurang menyucikan dirinya akan disucikan terlebih dahulu di neraka sebelum diizinkan ke surga.
- Peserta memahami bahwa orang yang musyrik selamanya akan dicampakkan di kerak neraka.
- Peserta memahami urgensi menyucikan diri dan memahami efek buruk dari berbuat dosa.
Sarana / media :
- Karton
- Cat air
- Gelas dan air
- Kuas
- Piring kecil
Tempat Pelaksanaan :
Di dalam ruang (indoor)
Proses :
- Bagi kelompok (maksimal : 5 orang/kelompok)
- Beritahukan bahwa masing-masing kelompok diminta berdiskusi untuk merumuskan orang yang ahli surga. (10 menit)
- Setelah itu kelompok diminta untuk menggambarnya dengan menggunakan cat air. Gambar tidak boleh diberi tulisan latin maupun arab. Gambar boleh berupa simbol atau lainnya.
- Beritahukan bahwa bahan terdiri dari :
- Cat air
- Air
- Karton
- dan beritahukan bahwa alat ter\diri dari :
- Piring kecil (pisin) untuk tempat cat air
- Kuas
- Gelas
6.
Beri
instruksi, “Gunakanlah bahan semaksimal mungkin dan kembalikan peralatan
seperti semula” (ulangi 3 kali).
7.
Berikanlah bahan dan alat lukis. Persilahkan kelompok melukis.
(maksimal 10 menit)
8. Setelah
usai minta kepada semua kelompok untuk mengembalikan alat lukis.
9. Peserta
diminta untuk mempresentasikan karyanya (maks @ 5 menit).
10. Setelah
usai presentasikan, beritahukan kelompok yang benar-benar layak masuk surga,
yaitu kelompok yang menggunakan bahan dengan maksimal dan mengembalikan
pisin bersih seperti semula (juga kuas dan gelas).
Pembahasan dan refleksi :
Beritahukan analogi / hikmah dari
priring bersih.
Ceramah tentang karakteristik manusia
penghuni surga dan neraka.
Referensi :
Form hikmah piring bersih
Adapun orang-orang kafir dan mendustakan
ayat-ayat Kami mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Qs. Al Baqarah: 39)
“.. Allah berfirman: Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri
kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah
seburuk-buruk tempat kembali.” (Qs. Al Baqarah: 126)
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Dan
masuklah ke dalam surga-Ku.” (Qs. Al Fajr: 27-30)
Form. Hikmah Piring Bersih :
Hikmah Piring Bersih
Manusia
itu ibarat piring pinjaman. Sebelum dipinjam ia berada di tempat piring bersih.
Lalu piring dipinjamkan kepada seseorang. Pemilik piring mengatakan, “Piring
itu sewaktu-waktu akan saya ambil kembali. Tolong jaga baik-baik”. Ketika
pemilik piring ingin mengambil kembali piringnya, ia mendapati tiga jenis
piring :
a. Piring bersih
Piring
dikembalikan dalam kondisi bersih dan terawat karena :
Peminjam
selalu mencuci dengan bersih piring tersebut seusai ia menggunakannya.
Peminjam melakukan hal ini karena ia ingin menjaga amanah. Ia khawatir kalau
sewaktu-waktu empunya piring meminta piringnya, namun piring tersebut dalam
kondisi kotor dan tak terawat.
Ketika
pemilik piring mendapatkan piringnya bersih, maka ia tidak perlu membersihkan
kembali peringnya. Ia langsung menaruh piring ditempat sedia kala, yaitu rak
piring, tempat piring-piring yang bersih.
Hikmah
bagi diri kita :
Tempat
asal muasal manusia pertama (Nabi Adam) adalah surga. Semua manusia setelah
hidup di dunia akan kembali ke tempat asal yang suci, yaitu surga (rak piring).
Manusia akan hidup di surga dengan ruhnya. Syarat ruh yang dapat tinggal di
surga adalah ruh yang suci dan atau yang sudah disucikan.
Ketika
pertama kali hidup di dunia, ruh kita adalah ruh yang suci (masih dalam
fitrahnya). Namun setelah dewasa, kita banyak melakukan dosa yang mengotori ruh
kita. Bila kita dipanggil Allah (diminta kembali oleh Allah) dan kondisi kita
sudah bersih, maka kita akan Allah tempatkan kembali di tempat yang bersih,
yaitu surga.
(yauma
laa yanfa’u maalu waa laa banun illa man atallah bi qalbin saliim)
b. Piring Kotor :
Walaupun
piring yang dikembalikan masih kotor, namun pemilik masih mempunyai harapan
bahwa piring tersebut masih berguna. Maka ia akan mencucinya terlebih dahulu.
Piring
yang kotor umumnya terbagi dua jenis :
a. Piring
yang cukup kotor
Peminjam kurang amanah. Ketika piring ia pakai,
kadang-kadang ia bersihkan dan tak jarang ia lupa membersihkannya. Tak heran
bila piring masih ada bekas noda yang agak sulit dibersihkan. Repotnya lagi
bila pemilik piring meminta piring sebelum sempat ia memberihkan kotoran dan
noda pada piring. Pastilah pemiliki piring tidak langsung menempatkan piring ke
rak piring. Ia harus
meletakkan piring tersebut bersama piring-piring kotor lainnya untuk dicuci.
b.
Piring yang sangat kotor
Piring yang sangat kotor biasanya sangat jarang
dibersihkan. Kotoran tersebut bisa menjadi kerak pada piring. Ketika piring
diminta, maka pemilik piring akan membersihkan piring dengan sekuat tenaga. Ia
akan menyikat dengan kuat. Bahkan bila kerak masih belum hilang, terpaksa
piring direbus dahulu untuk merontokkan kerak. Baru setelah itu kembali disikat
dengan kuat.
Bila piring-piring kotor sudah dibersihkan, maka barulah
ia layak untuk dikembalikan di tempatnya yang semula, yaitu di rak piring
beserta piring-piring bersih lainnya.
Hikmah
bagi diri kita :
Ketika
ruh kita dipanggil, namun ruh belum sempat kita sucikan, maka jangan salahkan
Allah, bila Allah sendiri yang mencuci diri kita. Pencucian diri kita tidak
tanggung-tanggung, yaitu ditaruh di tempat cuci yang bernama neraka. Tingkat
pencuciannya juga tergantung dari kadar kekotoran ruh kita. Semakin kotor maka
tingkat pencuciannya juga akan semakin berat.
c. Piring Pecah.
Bila
peminjam sangat teledor dan ceroboh, maka piring pinjaman bisa jadi pecah. Ketika
piring dikembalikan pada kondisi pecah, maka sudah barang tentu pemilik kecewa.
Ia tidak mungkin menaruh piring pecah di tempat rak piring atau di tempat
pembersihan piring. Tempat yang layak bagi piring pecah adalah tempat sampah.
Selama-lamanya ia disana (khalidiina
fiha aabada).
Hikmah
bagi diri kita :
Ketika
ruh kita dipanggil, namun ruh kita rusak berat alias musyrik, maka itu berarti
piring pecah. Syirik adalah dosa yang tak terampunkan atau dengan kata
lain tingkat kesalahannya lebih dari kotoran tingkat tinggi. Tak heran bila
orang jenis ini akan Allah taruh di keraknya neraka dan khalidiina fiha aabada.
sumber:
Training_Games_Islami_PIRING_BERSIH.htm
40 Latihan
dan Training Games Islami dan untuk outdoornya di buku Trainng Games Islami
versi outdoor. Games untuk pengajian interaktif atau untuk mentoring sedang
dalam proses pembuatan bukunya.