Sunday, 5 July 2015

SIROH SHAHABIYAH: UMMU AIMAN - Sumber: Mahmud Al-Mishri, 35 Sirah Shahabiyah (35 Sahabat Wanita Rasulullah saw.),Jakarta: Al-I’tishom,cetakan Ketiga 2008




Nama    :   Barakah/ Ummu Aiman
Suami   :   Setelah menjadi wanita  merdeka, menikah dengan Ubaid bin Harits Al-Khazraji namun berpisah karena tidak seiman. Diawal kenabian, Ummu Aiman menikah dengan Zaid bin Haritsah (merupakan budak  yang dimerdekakan oleh Rasulullah saw. Ia adalah budak yang diberikan oleh Khadijah atas permintaan Rasulullah saw.)
Anak     :   Aiman bin Ubaid (Sahabat Rasulullah saw. yang ikut dalam peristiwa hijrah dan syahid di Perang Hunain), Usamah bin Zaid (pemuda yang disayangi oleh  Rasulullah saw., di usia yang masih muda menjadi Panglima pasukan pada misi pengusiran pasukan Romawi yang menyerang wilayah Islam)

Aisyah ra. berkata,” Rasulullah saw. tidak mengirim Zaid bin Haritsah dalam suatu pasukan kecuali menjadikannya pemimpin pasukan itu. Jika Zaid tetap tinggal di Madinah,maka Rasulullah saw. menjadikannya sebagai penggantinya.” (h.r Ahmad)

Rasulullah saw. bersabda: ” Jika kalian mencela kepemimpinannya (Usamah bin Zaid) maka kalian mencela kepemimpinan ayahnya sebelum ini. Demi Allah, dia dicipta untuk menjadi pemimpin. Ayahnya dulu adalah orang yang paling aku sayangi. Dan setelah ayahnya, dialah yang paling aku sayangi.” (h.r. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ahmad)

Wanita keturunan Habasyah, budak yang diwarisi Rasulullah dari ayah beliau, kemudian Rasulullah saw. memerdekakannya ketika beliau menikah dengan Khadijah. Ummu Aiman dan Fatimah binti Asad (Istri Abu Thalib) yang mengasuh Muhammad ketika Aminah, Ibu Rasulullah saw. meninggal dunia. Ummu Aiman termasuk orang-orang yang pertama kali masuk Islam dan dia termasuk rombongan kaum muslimin yang hijrah pada gelombang pertama.
Senang dengan semua yang menyenangkan Rasulullah saw. dan sedih jika melihat beliau sedih. Ummu Aiman berdiri membela Ummul Mukminin Aiyah ra. pada peristiwa haditsul ifki. Ummu Aiman Meninggal pada masa pemerintangan Utsman ra.
_________________________________________________________________________________________


Ummu Aiman berkisah tentang Rasulullah saw.
·         Ketika tinggal dengan keluarga Abu Thalib yang kondisinya serba kekurangan senantiasa mendapat keberkahan dengan makanan dan minuman yang cukup dan kenyang untuk  sekeluarga walau jumlahnya tak banyak.
·         Rasulullah saw. Bangun tidur dalam kondisi rapih dan berminyak, serta matanya bersih bercelak
·         Rasulullah saw. Tidak pernah mengeluh lapar atau haus.

Lembaran emas perjalanan jihad Ummu Aiman
Walau usianya sudah tua, Ummu Aiman ikut berjihad dalam perang sbb:
1.       Perang Uhud: berperan sebagai tim kesehatan dan penyiapan makanan pasukan perang Uhud, ketika terjadi pasukan musuh menyerang balik pasukan kaum Muslim, Ummu Aiman menghadang mereka dengan melemparkan pasir ke muka mereka. Setelah itu mencari berita tentang Rasulullah saw.
2.       Perang Khaibar: mengira anaknya Aiman penakut dan memarahinya karena tidak ikut perang, padahal kudal Aiman dalam keadaaan  sakit sehingga tidak bias ikut berperang.
3.       Perang Mu’tah: suaminya Zaid bin Haritsah syahid dan tetap tegar
Anas berkata,:”Nabi telah mengabarkan kematian Zaid, Ja’far dan Abdullah bin Rawahah, kepada kaum muslimin, sebelum ketiganya mengetahui berita itu. Beliau bersabda,’Zaid memegang bendera lalu dia gugur, kemudian dipegang oleh Ja’far lalu dia gugur, kemudian dipegang oleh Abdullah bin Rawahah lalu dia gugur, (saat itu mata beliau meneteskan air mata), kemudian bendera dipegang oleh satu dari Pedang Allah hingga Allah memberikan kemenangan untuk kaum muslimain.’” (h.r  Bukhari)
4.       Perang Hunain: berperan menyiapkan minum bagi para Mujahid dan anaknya Aiman gugur syahid.

Ummu Aiman dimata Rasulullah saw.
Anas berkata, “Rasulullah saw. berkunjung ke tempat Ummu Aiman. Aku  menemani beliau. Ummu Aiman menyuguhi beliau minum. Tapi Nabi menolak. Aku kurang tahu, apakah beliau sedang puasa atau tidak menginginkan minuman itu? Maka Ummu Aiman marah dan memaki Nabi.” (h.r Muslim)
1.       Ibu kedua bagi Rasulullah saw. (h.r Muslim bi Syarhin Nawawi)
2.       Memberikan apa yang diinginkan oleh Ummu Aiman karena beliau juga sayang kepadanya
3.       Rasulullah saw. senang dengan sesuatu yang membuat Ummu Aiman senang.
4.       Rasulullah saw. sayang kepada keturunan Ummu Aiman baik yang pernah bertemu dengan beliau maupun yang belum pernah bertemu.

Ummu Aiman menangis
·         Ummu Aiman menangis saat wafatnya Rasulullah saw. ketika ada yang bertanya kepadanya,’Bunda menangis?’ Ia menjawab,’Demi Allah, aku sudah tahu kalau dia akan wafat. Tapi aku menangis karena dengan wafatnya Rasulullah saw. berarti wahyu sudah tidak ada lagi.’” (h.r Ibnu Sa’d)
·         Ketika umar terbunuh, Ummu Aiman menangis dan berkata,”Hari ini Islam mulai lemah.”

0 comments:

Post a Comment

 
;