lepaskanlah beban pikiranmu
dengarkan hatimu
kita bukanlah buah
yang terjatuh dekat pohonnya
cita-cita adalah benih
yang terbawa angin samudera
realita membawamu jatuh ke bawah
tapi ingat-ingatlah, ingat-ingatlah
bila mimpi tak sejalan dengan apa yang kau tuju
tak sesuai dengan apa yang kau mau
lepaskanlah beban pikiranmu, dengarkan hatimu
dunia ini lebih luas dari ruang kelas
ingatlah mimpimu yang kau kejar dulu
jangan layu, jangan kau ragu-ragu sekarang
Pengingat. Terinspirasi dari judul lagu Kunto Aji (downloads lagu klik disini) lirik lagunya diatas membawaku pada kenangan dimasa kuliah. Teringat diawal mata kuliah ketika menjadi mahasiswa baru. Seorang dosen membuka kelasnya dengan penyataan yang sangat terbuka dan tanpa basa-basi. " Apapun alasan kalian kuliah dan masuk ke falkutas ini. Sekarang kalian ada disini."
Ada banyak alasan yang berbeda ketika masuk kuliah. Tentu perguruan Tinggi favorit menjadi pilihan utama setiap siswa tamatan SMA untuk memilih tempatnya kuliahnya nanti, karena mereka melihat masa depan disana. Untuk spesifiknya mau masuk jurusan kuliah apa, ada beragam alasan yang bisa diutarakan, diantaranya:
- Hoki. Coba-coba berhadiah, ternyata mampu masuk ke jurusan favorit karena tujuannya mengugurkan kewajiban dari tuntutan orang tua yang mengharuskannya untuk kuliah. Menghabiskan waktu senggang saja.
- Jika kuliah memilih jurusan aman. Arti sedapatnya rezeki yang penting bisa kuliah dan masuk ke universitas tersebut.
- Memilihan jurusan favorit alasannya agar mudah masuk kerja karena kebutuhan masyarakat dan lain-lain
- Ada yang memilih karena cita-cita awal. Mereka yang sejak awal tahu tujuan hidupnya dan berjuang hingga akhir
Apapun alasan yang ada dahulu, kita telah memilih dan menjalani takdirnya sampai sekarang. Meniti tiap langkah tahap demi tahap untuk bisa menikmati dan bersyukur atas setiap pilihan yang kita tentukan dan terus menjalani hidup dengan berbagai rasa. Ada yang menjalani hari-harinya dengan seadanya, biasa-biasa aja, santai, sebagai permainan, namun tidak sedikit ada yang penuh perjuangan, hingga mencintai pilihan itu sendiri. Menjadi Sarjana tentu bukan perkara sederhana ada perjuangan keras dan banyak hal yang tak akan terlupakan, bahkan jika kita hanya menjalankan sekedarnya di dalamnya ada persahabatan, konflik, sedih, dan tawa yang kita temui dengan kadarnya masing-masing, menghimpun menjadi makna yang nanti kita sebut sebagai kenangan.
Beberapa waktu telah berlalu setelah Toga disematkan. Orang-orang bilang sebagai dunia pasca kampus dengan ucapan "Wellcome to the jungle" ada pula "Wellcome to the world or reality" Bagaimana kamu menjalani hidup. Banyak pilihan, dan tentunya bervariasi juga diantaranya:
- melanjutkan S2 melalui program beasiswa meneruskan cita-cita
- melanjutkan S2 sembari mencari pekerjaan dan mengisi waktu
- mencari pengalaman kerja sampai menemukan yang tepat
- berbisnis, dan lalin-lain.
Semua alasan tersebut dapat dikombinasikan. Sungguh unik manusia mempunyai banyak alasan dan bisa menciptakannya dalam waktu yang singkat. Kita hidup seputar alasan dengan pertanyaan kenapa? kenapa? dan kenapa? sedikit sekali untuk membuat pertanyaan bagaimana? bagaimana? dan bagaiman? Sekarang apa yang sedang kamu lakukan? sekedar menjalani hidup dengan keluh kesah ataukah berusaha memahami hidup dan tak pernah berhenti untuk berjuang.
Rasanya sungguh berdosa dan tampak tidak bersyukur atas hidup yang kita nikmati sekarang. Kita yang diberikan sebagian nikmat untuk dapat lulus dan merasakan masa kuliah sedang yang lain masih tertatih-tatih untuk dapat menafkahkan hidupnya sehari-hari. Sebenarnya tiada kata berhenti, malu, dan marah jika memang belum bisa berkarya dibidang yang sesuai dengan gelar sarjana yang disandang. Mau mencari kambing hitam ? pemerintah? sosial masyarakat? orang tua? Sisa-sia saja. Salahkan saja mengapa diri sendiri yang menjalani hidup ini dan berhenti berjuang. Penerimaan dan rasa syukur menjadi jalan satu-satunya yang bisa dipilih sembari tetap berjuang menarimemantapkan arti hidup bagi diri sendiri.
Patah karang semangat dengar mulut pedas berdebat
Yang hanya lihat salahmu
Gerah kadang pendengar dapat cibiran sang benar
Sinis mabukkan...
Mereka tak sempurna, sama juga hanya denganmu
Jangan risaukan celahmu
Mungkin mereka bulan tapi ingat mereka matahari
Cahaya mereka darimu
(menari bernyanyi) lakukan yang kau suka
(hidupmu) bukan hidupnya
(bicara bersorak heiii) lakukan yang kau suka
(hidupmu) bukan hidupnya
(buka hatimu) buka hatimu, dengar, biar senang beralasan
Kuatkan langkah jiwamu
Waspada yang cemburu, tak semua kutukan berlaku
Kuatlah langkah hatimu
Buktikan sekarang, angkat penamu tulis
Bila gemar menulis
Buktikan sekarang, bergerak suaramu
Bila gemar bernyanyi
Lagu untuk matahari. Dari lagu Tulus (download lagu klik disini) tersebut menantang tiap pribadi untuk bertanggung jawab terhadapan pilihan yang telah ditentukan terlepas bagaimana masa lalu itu ada. Karena hidup untuk dijalani sekarang, membuktikan pilihan kita baik bagi kita sendiri karena hidup ini hidupmu bukan hidup mereka. Hidup untuk diri sendiri dengan tujuan dapat bermanfaat dan membahagiakan orang-orang yang selama ini mencintai dan mendukung. Orang-orang tidak berhak menentukan tujuan hidup dan mendikte bagaimana caranya. Hal itu menjadi hak bagi tiap manusia, itulah ruang yang diberikan seluas-luasnya untuk berkreasi dan berinovatif yang diberikan oleh Allah, sang pemilik kehidupan. Karena jalan cerita kita beda walau ada kesamaan tujuan hidup. Pengingat bagi Matahari, apa sukses terbesarmu?
Wallahu'alam
0 comments:
Post a Comment