Tuesday, 23 December 2014 0 comments

Doa Hamba, Sang Pendosa

Mata ini adalah mata pendosa
Lisan ini adalah lisan pendosa
Tubuh dan seluruh anggota tubuh ini adalah pendosa

Begitu banyak dosa yang dilakukan
Tak ada satu pun bagian tubuh ini yang luput dari hukuman atas dosa-dosanya
Tak mampu untuk dibayangkan
Bilakah ketika anggota tubuh ini melakukan dosa seketika langsung mendapatkan hukumannya atau lumpuh seketika

Allah...
Begitu besar kasih sayangmu terhadap hambamu pendosa ini
Sering kali aku melupakanmu
Beribu ampunan dan kesempatan yang kau berikan
Namun tetap saja aku berbuat dosa

Begitu luas rezeki dan nikmat yang kau berikan
Begitu sempit dan sedikit hati ini kupenuhi rasa syukur

Allah...
Berikan petunjuk dan bimbiunglah hambamu ini
ke jalanmu yang lurus
ku ingin menjadi orang yang yang beriman
Aamiin

Sunday, 14 December 2014 0 comments

Pendidikan Anak Ala Jepang- Saleha Juliandi dan Juniar Putri-Pena Nusantara-2014


Kolaborasi dua penulis yang memiliki pengalaman menyekolahkan anak-anak mereka di Jepang dalam beberapa waktu yang menjadikan latar belakang buku ini ditulis. Boleh dikatakan sebagai rasa kagum dengan konsep pendidikan anak-anak di Jepang. Maka dengan penuh keyakinan pada cover buku tersebut ada hal yang menarik ditawarkan para penulis dan rayuan mengajak dengan menggunakan “bisa langsung ditiru dan diterapkan”. Maka tidak salah jika saya menafsirkan ada tujuan mulia sekaligus harapan dari para penulis agar sekolah Indonesia bisa lebih baik dan banyak belajar dari konsep lembaga pendidikan di Jepang.
Maka dengan ini saya perkenalakan buku ini berisi 2 bab yaitu:

  1. Selayang pandang tentang pendidikan formal anak di Jepang: TK, Tempat penitipan anak (TPA), SD, dan pendiidkan anak berkebutuhan khusus.
  2. Yang unik dan menarik dari TK, TPA, dan SD di Jepang
Saya berusah menyimpulkan isi buku ini bukan sekedar untaian kata kagum pada sistem pendidikan di Jepang terutama pada lebata tersebut di atas. Jika ditelisik lebih dalam ialah mungkin menurut kita pelajaran sepele yang bahkan kurang mendapatkan perhatian dalam sekolah formal kita seperti. Semua fakta sistem pendidikan di Jepang inimembuat saya kagum dan mencuri perhatian saya, berikut beberapa fakta unik sistem pendidikan di Jepang antara lain:

  1. Setiap sekolah harus memastikan setiap aktivitas pendidikan mereka mengandung nilai moral. Baik dalam pelajaran, aktivitas husus, maupun pelajaran terintegrasi. Maka sapaan hangat dan keakraban sangat terbangun di sekolah bukan hanya antar anak, namun anak-guru, guru-ortu, serta ortu-anak-anak. Hingga buku penghubung, surat menyerat menjadi bagian sarana komunikasi. Bulliying menjadi perhatian serius untuk segera mendapatkan penyelesaian yang cepat dan tepat.
  2. Demi keamanan dan keselamatan anak ada rute khusus yang dilalui setiap siswa pulang sekolah, bahkan sekolah ditentukan oleh pemerintah berdasarkan rayon atau daerah terdekat dengan rumah tujuannya untuk kemanan, dan dengansegala system yang menunjang keaman siswa untuk dapat tetap mandiri ke sekolah dengan rasa aman dan nyaman. Adapun di tiap tas sekolah siswa SD terdapat alaram gratis dari sekolah, jika anak merasa terancam mereka dapat menekan tombol peringatan yang langsung terhubung ke orang tua, dan anak sejak didni diajarkan untuk tanggap darurat dan latihan menngahadapi bencana alam, dan sebagainya. Kemandirian anak sangat dibangun pada fase ini.
Lebih jelas dan lengkapnya dapat dibaca buku ini. Dengan demikian kita dapat melihat betapa komprehensif system  pendidikan di Jepang ini. Maka di masa sekarang kita dapat melihat kulaitas pendidikan yang terbangun di Jepang. Mampu bertahan di era globalisasi dan tak meninggalkan identitas diri sebagai sebuah Negara bernama Jepang
Sunday, 7 December 2014 0 comments

Anak yang terluka

 
       Aku rasa ia anak yang terluka dan butuh untuk disembuhkan, luka masa kecilnya. Luka yang timbul dari sosok yang paling ia kasihi sekaligus ia benci. Sosok malaikat dengan kasih sayangnya yang menghangatkan dan sewaktu-waktu dapat berubah menakutkan hingga ia sangat merindukan kehangatan malaikat yang pernah ia rasakan sesaat lalu.
        Ia begitu ketakutan ketika sosok malaikat itu berubah, amarah menguasai hingga muncul sumpah serapah seperti anak tidak berguna, meyusahkan saja, mati saja, anak setan, dan seturusnyya sumpah serapah yang menyakiti batin seorang anak. Walau hanya ucapan yang muncul tanpa satu aksi kekerasan fisik yang ada. Namun ucapan itu begitu menujam ke dalam hati sanubarinya, hingga Ia merasa sulit bernapas dan hidup. Ungkapan bunuh saja aku, lebih baik aku mati saja,  dan sejenisnya itu pernah Ia utarakan.
      Ajaibnya, masih ada setitik kehangatan yang Ia rasakan dan ungkapan itu hanya sebuah besitan saja tanpa harus terjadi. Ia tersadar akan cinta yang masih ia rasakan dan berusaha memahami dan memakluminya.  Ia berjuang keras agar sang malaikat tak mengeluarkan amarahnya dengan menjadi anak yang baik dan patuh. Ia rela menjadi buruh dan mengorbankan hidupnya, serta menghindari segala macam bentuk komunikasi, karena ia khawatir melukai sang malaikat melalui ucapannya yang dikeluarkan. Ketika Ia mendengarkan sumpah serapah itu lagi, ia akan berusaha meredam amarah dirinya sendirinya.
        Saudaraku, terlau banyak pelajari hidup yang kau berikan. Walau aku sendiri tak suka dengan sikapmu itu dan aku rasa itu salah, kan ku hormati keputusanmu.  Cintamu mengajarkan untuk selalu memahami dan mengerti, rasakan sedalam-dalamnya cinta walau setitik, dan hapuskanlah semua kepahitan yang memenuhi rangga dada.
Aku rasa itu bukan setitik cinta yang kau alami, saudaraku...itu adalah kumpulan titi-titik cinta yang lebih banyak dibandingkan kepahitan yang memenuhi rongga dadamu
 
;