Saturday, 7 February 2015

Antara Kata dan Diam



saat hidup menjadi sebegitu getirnya…
apa yang kau rasakan saat mereka yang terkasihi memberikan saran dan kritik yang membangun, 
namun kau rasa mereka telah menghina
perjuangan dianggap tak ada
kebaikan dianggap kebodohan
kesungguhan dianggap permainan kosong belaka
hingga cinta dianggap penghinaan
apa yang kau lakukan ketika semua pandanganmu berbeda dengan mereka
pribadi ini dihinakan, dihilangkan rasa kemanusiaannya

kau coba menjawab:
kalian kira perjuangan itu mudah….kita dianggap lemah
kalian kira kebaikan itu perbuatan sia-sia…kita dianggap sok suci
kalian kira hanya memikirkan diri sendiri…kita dianggap egois
kalian semua tidak mengerti…kita dianggap pengemis belas kasihan
hingga tibalah pada titik muncul kata ‘tiada gunanya’ aku berbicara
dan diam pun menjadi senjata terlemah menurut kebanyakan orang

a…h diam itu tidak lemah, saudaraku
diam itu kuat, saat kau mampu membalas tapi tak kau lakukan
walau kau punya tenaga yang kuat, begitu banyak alasan yang bisa kau utarakan kebenarannya

namun pilihan diam itu menjadi tepat
saat perjuangan hanya bisa dibuktikan dengan usaha, bukan sekedar kata
saat kebaikan hanya bisa kau buktikan dengan perbuatan, bukan sekedar kata
saat cinta hanya bisa kau buktikan dengan ikhtiar, bukan sekedar kata
saat kau mampu berkata benar dengan menjunjung tinggi penghormatan rasa kemanusiaan, maka kata-kata menjadi senjata hebat melebihi diam

ya, itu menjadi sebuah pilihan mau diam atau berkata-kata.
Dengan ukuran sejauh mana batas kemampuanmu dalam menjunjung tinggi penghormatan rasa kemanusiaan

0 comments:

Post a Comment

 
;