Buku ini membahas 37 sikap orang tua yang lazim terjadi dalam menghadapi perilaku anak-anaknya. Entah budaya atau warisan perilaku, saya rasa para orang tua mencontoh perilaku demikian dari hasil pengalaman yang ia dapatkan pada orang-orang sekitar, baik sebagai pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain. Ada baiknya untuk membentuk generasi tangguh, para orang tua dan calon orang tua mencermati buku ini, bisa saja kebiasaan yang sebenarnya kita anggap wajar dan baik ternyata belum tentu baik bagi perkembangan dan proses pendewasaan sikap bagi anak-anak kita dikemudian hari. Buku ini tidak hanya membahas kebiasaan buruk saja namun mambantu kita dalam bersikap yang seharusnya dalam menghadapi kondisi anak yang berubah-ubah agar kita tidak menobatkan atau menciptakan si 'raja kecil yang lalim'. Anda bisa bayangkan itu. Berikut ke-37 kebiasaan yang disebut di dalam buku ini:
- Raja yang tak pernah salah
- Berbohong kecil dan sering
- Banyak mengancam
- Bicara tidak tepat sasaran
- Menekankan pada hal-hal yang salah
- Merendahkan diri sendiri
- Papa dan mama tidak kompak
- Campur tangan kakek, nenek, tante, atau pihak lain
- Menakuti anak
- Ucapan dan tindakan tidak sesuai
- Hadiah untuk perilaku buruk anak
- Merasa salah karena tidak bisa memberikan yang terbaik
- Mudah menyerah dan pasrah
- Marah yang berlebihan
- Gengsi untuk menyapa
- Memaklumi yang tidak pada tempatnya
- Penggunaan istilah yang tidak jelas maksudnya
- Mengharap perubahan instan
- Pendengar yang buruk
- Selalu menuruti permintaan anak
- Terlalu banyak larangan
- Terlalu cepat menyimpulkan
- Mengungkit kesalahan masa lalu
- Suka membandingkan
- Paling benar dan paling tahu
- Saling melempar tanggung jawab
- Kakak harus selalu mengalah
- Menghukum secara fisik
- Menunda atau membatalkan hukuman
- Terpancing emosi
- Menghukum anak saat kita marah
- Mengejek
- Menyindir
- Memberi julukan yang buruk
- Mengumpan anak yang rewel
- Televisi sebagai agen pendidikan anak
- Mengajari anak untuk membalas
"Anak kita adalah anak manusia yang dirancang oleh Penciptanya untuk bisa diatur dengan kata-kata. Bila kata-kata kita sudah tidak lagi didengar oleh anak, koreksilah segera diri kita; pasti ada yang salah dengan kebiasaan kita hingga anak tidak lagi menurut...Hukuman pukulan lebih cocok kepada binatang daripada manusia. Gunakanlah media dialog, pujian, dan kelembutan."
(Ayah Edy)
0 comments:
Post a Comment