13 November 2012 merupakan hari bersejarah dalam aktivitas akademik bagi 23 mahasiswa FH Unsri angkatan 2008 di Indralaya. di hari sidang komprehensif (mengenai isi skripsi dan mata
kuliah yang pernah diajarkan), berkumpullah peserta. Masing-masing memiliki
cara tersendiri untuk menenangkan hati, ada yg menghafal, diskusi, jalan
mondar-mandir, bahkan mengobrol saling memberikan motivasi. Berikut penggalan kalimat yang mungkin dapat mewakili adegan sidang komprehensif yang dirasakan para
mahasaiswa saat itu.
“Bisa gak ya adegan ini (sidang komprehensif. Red) di skip aja, biar
langsung wisuda.”
Ketika sidang siapa yang ga cemas dan deg-degan. Bagi yang punya
penyakit jantung harap berhati-hati. Beginilah ekspresi galau peserta sidang
yang sedang meenunggu, bosan dengan perasaan cemasnya yang satu ini.
“Semalam ibu telepon.”
Bagi yang jauh dengan ortu terutama anak kost-kostan, pada moment ini
restu ortu terutama ibu sangat penting peranananya dalam menenangkan hati.
Setelah selesai sidang, wajib lapor juga nih.
“Pengujinya maut banget.”
Menyadari bahwa dosen yang selama ini mengajari kita ternyata memiliki
kedudukan yang tinggi dan kapabilitas yang mumpuni. Mungkin selama kuliah tidak
menyadarinya, kebanyakan mengeluhkan bertumpuknya tugas dan cara mengajar yang
kurang disukai. Ketika sidang tersadarlah diri ini.
“Tenang kalian udah usaha maksimal, yang penting ga bayaran lagi”
Motivasi finansial setidak-tidaknya dapat berhemat. sangat realistis. =D
“Kita kuq banyak bacaan y…”
Otomatis di saat ini banyak sekali wejangan bacaan, moment paling
romantis dengan Allah.
“Aku nangis karena lega…”
Akhirnya dapat melalui adegan paling maut dan membahana dalam sejarah
akademik tiap individu mahasiswa, terlepas tidak sepenuhnya semua jawaban kita
100% sesuai keinginan penguji. Kita patut bangga dengan diri sendiri bisa
keluar dari medan perang tanpa melarikan diri, layaknya seorang kesatria. Kalah
menang urusan belakangan yang terpenting kita melewati prosesnya.
Semoga kesalahan yang
kita lakukan selama sidang tidak terulang dan menjadikan kita cerdas.
Sebenarnya sidang adalah proses pemaknaan perjuangan, mensyukuri nikmat, dan
pembelajaraan. Semua dapat berjalan berkat ridho Allah SWT, restu orangtua, dan
keikhlasan orang-orang sekitar kita yang baik disadari atau tidak telah
membantu kita sekecil apapun peranannya. Serta ilmu yang telah diberikan oleh
para dosen, sungguh mereka telah menjalankan amanahnya, hanya saja sebagai
mahasiswa yang kurang memperhatikan apa yang mereka ajarkan kepada kita, semoga
Allah memuliakan hidup para dosen kita. =)
0 comments:
Post a Comment